Kamis 9 Oktober 2025
Wanita Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX
No Result
View All Result
Wanita Indonesia
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Morning News
Home PARENTING

12 Kunci Pengasuhan agar Anak Memiliki Empati

redaksi by redaksi
Oktober 20, 2021
0
12 Kunci Pengasuhan agar Anak Memiliki Empati

READ ALSO

Didepan 300 Mahasiswa, Unilever Indonesia : Tolerance is Key

Di Mommy and Me 2022 Ada Stroller Magicfold dan Bonikka !

wanitaindonesia.co – Tak ada yang salah dengan bersikap tegas maupun lunak kepada anak-anak. Namun, ada satu pendekatan pengasuhan yang sedang diperbincangkan akhir-akhir ini, yakni peaceful parenting, yang mengedepankan cara-cara lembut dan penuh kesadaran. Pengasuhan ini juga menonjolkan solusi kooperatif dan lebih mengajak anak untuk berempati dalam menyadari kesalahannya dibanding menghukum, sehingga kelak ia mampu memecahkan masalah yang dihadapi.

Melalui hubungan orang tua anak yang didasari hubungan saling percaya, menghormati dan mencintai ini, diharapkan anak mampu mengembangkan keterampilan sosial, keterampilan hidup, dan kemampuan berpikir kritisnya sehingga kelak menjadi sosok yang cakap, welas asih, mampu menyelesaikan konflik, bertanggung jawab, dan menghormati diri sendiri dan orang lain.

Bagaimana cara bertransformasi ke gaya pengasuhan ini? Berikut 12 tip transisi menuju peaceful parenting dari Laura Markham, Ph.D., penulis buku Peaceful Parent, Happy Kids: How To Stop Yelling and Start Connecting sebagaimana dilansir dari psychologytoday.com.

1. Berdamai dengan Diri Sendiri
Atur emosi Anda. Setiap kali Anda merasa kesal atau marah, lakukan ini: stop bicara, hentikan aktivitas, dan tarik napas.

2. Fokus pada Interkoneksi
Mulailah fokus membangun bonding yang lebih baik. Tanpanya, anak akan selalu menguji kesabaran Anda dan tak termotivasi memperbaiki perilakunya.

3. Jelaskan Apa yang Terjadi
Saat anak sudah cooling down, jelaskan alasan Anda meminta anak menjalani konsekuensi atas perbuatannya. Jangan lupa, tetap beri anak motivasi, misalnya, dengan mengatakan anak sudah bersikap lebih baik dari sebelumnya.

4.Ajak Anak Lebih Kooperatif
Misalnya, katakan pada anak bahwa Anda ingin semua orang bersama-sama membuat suasana menjadi lebih baik. “Mama akan berusaha keras agar tidak marah-marah, mendengarkan dan bersikap baik sama Kakak. Tapi Kakak juga berjanji agar selalu baik sama Adik, ya?”.

5. Win-Win Solutions
Jangan marah-marah dulu saat anak terlibat masalah, tapi tawarkan solusi yang lebih baik. Misalnya, saat si sulung memarahi si adik karena memainkan mainan kesukaannya tanpa izin, katakan, “Mama tahu kamu marah pada adikmu, tapi jangan memukul adik, ya. Yuk, kita cari saja tempat menyimpan yang aman agar adik tidak bisa mengambilnya sembarangan.”

6. Buat Batasan
Semakin Anda fleksibel dalam menangani kesalahan anak, maka semakin baik kesan Anda di mata anak. Terapkan batasan dengan tetap mengindahkan sudut pandang anak. Saat ia menolak untuk lekas mandi dan berhenti bermain, coba katakan, “Kamu ingin terus main dan tidak berhenti sampai saatnya tidur. Ya, Mama yakin kalau kamu sudah besar, kamu main sepanjang malam setiap hari. Tapi sekarang, kita mandi dulu ya.”

7. Bantu Anak Mengeluarkan Emosi
Saat anak menerima konsekuensi, ia akan merasakan sebuah gelombang emosi yang diterjemahkan sebagai kemarahan. Saat itulah ia mulai berulah. Hal ini bukan tantangan pribadi untuk Anda, namun ia hanya perlu mengeluarkan apa yang dirasakannya namun sulit diungkapkan dengan kata-kata. Bantu anak mengenali apa yang dirasakannya dan bagaimana mengungkapkannya dengan baik.

8. Beri Rasa Aman
Saat anak kesal, tetaplah tenang dan jangan terpancing untuk marah. Semakin Anda mampu menunjukkan sikap berempati dan sabar, semakin anak merasa aman sehingga ia mampu mengurai kekesalannya sendiri. Saat anak mampu mengekspresikan emosi pada Anda, semakin ia mampu menyembuhkan diri sendiri.

9. Jelaskan dengan Cerita
Gunakan cerita untuk mempermudah anak memahami emosi. Misalnya, ceritakan bagaimana Anda dulu sering marah-marah karena tidak mengerti apa yang diinginkan anak. Tapi sekarang, Anda berusaha keras untuk menahan marah sehingga ia tak perlu takut mengatakan yang diinginkan. Saat bercerita,tetaplah kedepankan empati dan jangan menganalisis sehingga tak berkesan menggurui.

10. Reparasi
Saat anak mengulang kesalahan, kendati Anda pernah memberinya konsekuensi, jangan buru-buru merasa gagal. Ajarkan diri Anda untuk mereparasi konsekuensi pada anak. Ajak anak berdiskusi secara pribadi. Biarkan ia bercerita sesuai sudut pandangnya, dengarkan dan cobalah berempati. Setelah ia mampu melogikakan kekesalannya, beri beberapa penekanan hal yang kurang tepat tanpa menyalahkan atau mengguruinya.

11. Role Model dalam Memaafkan
Jangan pernah memaksa anak untuk meminta maaf setelah membuat kesalahan, itu hanya akan membuatnya makin kesal atau benci pada orang lain. Akan lebih baik jika Anda memberi contoh meminta maaf pada orang lain, yang kelak ditiru oleh anak.

12. Jangan Masalahkan Kemunduran
Jika Anda merasa masih melakukan kesalahan-kesalahan pengasuhan tradisional, maafkan diri Anda. Ya, parenting itu memang sulit apalagi saat
memulai bertransisi ke peaceful parenting. Namun lama kelamaan ini akan menjadi lebih mudah. Percayalah! (wi)

Tags: Business schoolsTravel packages

Related Posts

Didepan 300 Mahasiswa, Unilever Indonesia : Tolerance is Key
GAYA HIDUP

Didepan 300 Mahasiswa, Unilever Indonesia : Tolerance is Key

Juli 2, 2022
Di Mommy and Me 2022 Ada Stroller Magicfold dan Bonikka !
GAYA HIDUP

Di Mommy and Me 2022 Ada Stroller Magicfold dan Bonikka !

Juli 2, 2022
Mommy N Me Dibuka hari ini
GAYA HIDUP

Mommy N Me Dibuka hari ini

Juli 2, 2022
Rasakan serunya liburan di Royal Safari Garden
GAYA HIDUP

Rasakan serunya liburan di Royal Safari Garden

Juni 22, 2022
Mengapa Sih Ada Anak Yang Suka Makan Tanah?
PARENTING

Mengapa Sih Ada Anak Yang Suka Makan Tanah?

Mei 23, 2022
Cara Agar Ibu Bisa Me Time Walaupun Punya Balita
PARENTING

Cara Agar Ibu Bisa Me Time Walaupun Punya Balita

Mei 23, 2022
Next Post
Resep Banana Pudding

Resep Banana Pudding

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

POPULAR NEWS

Apakah Ada Khasiat Mandi Bersama Anak

Apakah Ada Khasiat Mandi Bersama Anak

Desember 23, 2021
Resep Makanan Dimusim Hujan Agar Badan Hangat

Tips Makanan Mencegah Penuaan Diri Diusia Tua

April 27, 2022
Deretan Idol K-Pop Siap Comeback di Bulan September

Deretan Idol K-Pop Siap Comeback di Bulan September

September 7, 2021

Why the next 10 years of hot songs will smash the last 10

Desember 19, 2015
Pilihan Aplikasi Karaoke Terbaik yang Mampu Bikin Kamu Rileks

Pilihan Aplikasi Karaoke Terbaik yang Mampu Bikin Kamu Rileks

Oktober 20, 2021

EDITOR'S PICK

Latihan Bikin Mooncake Yuk Dari Sekarang Untuk Festival Yang Masih Sebulan Lagi

Latihan Bikin Mooncake Yuk Dari Sekarang Untuk Festival Yang Masih Sebulan Lagi

September 18, 2021
Tips Menghadapi Atasan Yang Crewet

Tips Menghadapi Atasan Yang Crewet

Maret 13, 2022
Optimalkan 5 Fitur Instagram Shopping untuk Bisnis Online

Optimalkan 5 Fitur Instagram Shopping untuk Bisnis Online

Oktober 18, 2021
Tidak Apa-Apa Make Up Luntur, Asal Keadilan Tidak Luntur

Tidak Apa-Apa Make Up Luntur, Asal Keadilan Tidak Luntur

September 23, 2021
Wanita Indonesia

@ 2022 WANITAINDONESIA.CO

Menu

  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX

@ 2022 WANITAINDONESIA.CO