Jumat 20 Juni 2025
Wanita Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX
No Result
View All Result
Wanita Indonesia
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Morning News
Home Music Billboard

Zarifa Ghafari, Wali Kota Perempuan Termuda Afghanistan yang Diancam Taliban

redaksi by redaksi
September 22, 2021
0
Zarifa Ghafari, Wali Kota Perempuan Termuda Afghanistan yang Diancam Taliban

Zarifa Ghafari, Wali Kota Perempuan Termuda Afghanistan

READ ALSO

Ratu Ratna Ajak Masyarakat Lawan Polarisasi Politik

13 Tahun Rayakan Kilau Persahabatan dari Koleksi Lebaran 2022

wanitaindonesia.co – Sebagai perempuan di kursi pemimpin, Zarifa Ghafari wali kota Meidan Shar kerap menerima ancaman pembunuhan, tapi itu tidak membuatnya takut.

“Saya duduk menunggu mereka (Taliban) datang. Tidak ada orang yang akan membantu saya dan keluarga saya. Dan mereka akan membunuh orang-orang seperti saya. Saya juga tidak bisa meninggalkan keluarga. Lagi pula, ke mana saya akan pergi?”

Zarifa Ghafari, wali kota perempuan Afghanistan paling muda, melontarkan kalimat itu ketika Taliban kembali menguasai kursi pemerintahan pertengahan Agustus lalu. Ghafari yang merasa tidak bisa berlindung tahu dirinya akan dibunuh. Pasalnya, ia sudah lama menjadi incaran Taliban karena menjadi pemimpin dan kerap mengadvokasikan pemberdayaan perempuan. Citranya itu adalah wajah yang harus dihilangkan bagi kelompok radikal fundamentalis itu.

Perempuan berusia 27 tahun itu sering menjadi sasaran rencana pembunuhan yang selalu gagal. Namun, pada November tahun lalu, Ghafari yakin Taliban membunuh ayahnya, Abdul Wasi Ghafari, sebagai balas dendam dirinya menjadi wali kota Maidan Shar. Ayahnya yang  seorang kolonel pasukan operasi khusus militer Afghanistan juga telah lama dibenci Taliban.  Ghafari mengatakan ayahnya menjadi salah satu pilar yang menguatkannya bertahan melewati berbagai ancaman dan upaya pembunuhan.

“Saya sudah beberapa kali diancam. Mereka menjadikan saya target. Saya selamat dan tetap melakukan pekerjaan saya. Mereka ingin melihat saya hancur, makanya mereka membunuh ayah saya,” ujarnya kepada The New York Times.

Pada masa krusial ini, keselamatan Ghafari yang sebelumnya selalu dilindungi menjadi sangat rapuh dan bisa dihancurkan kapan saja. Tidak hanya itu, kembalinya Taliban di kursi pemerintahan adalah kiamat untuk perempuan Afghanistan. Pasalnya, mereka melarang perempuan untuk bekerja dan menempuh pendidikan, menyuruh mereka menutup wajah dengan burka di tempat umum, dan harus selalu ditemani mahram jika bepergian.

Dalam keadaan seperti ini, Ghafari tidak pernah merasa putus asa. Dalam unggahannya di media sosial dia selalu bersikap optimis akan masa depan Afghanistan.

“Orang muda tahu apa yang sedang terjadi. Mereka memiliki media sosial. Mereka berkomunikasi. Saya yakin mereka akan terus berjuang untuk progres dan hak kita. Saya merasa ada masa depan untuk negara ini,” ujarnya dikutip dari NPR.

Mulai Karier Sebagai Aktivis Perempuan

Ghafari mengingat betul menjadi perempuan di masa berkuasanya Taliban selama lima tahun di bawah kepemimpinan Mullah Muhammad Omar. Perempuan yang berasal dari Provinsi Pakita, Afghanistan itu harus menempuh pendidikan di sebuah sekolah rahasia agar tidak dipersekusi Taliban. Setelah Taliban disingkirkan dari kursi kekuasaan oleh militer AS dan NATO pada 2001, Ghafari dengan bebas mengenyam pendidikan. Ia menempuh pendidikan perguruan tinggi jurusan ekonomi di Punjab University, India.

Dilansir dari Time, sebelum terjun ke dunia pemerintahan, Ghafari adalah seorang pebisnis yang mendirikan stasiun radio Peghala FM. Radio ini berfokus pada edukasi untuk perempuan. Selain itu, dia mendirikan organisasi non-pemerintah yang membimbing perempuan agar mereka bisa berdaya secara ekonomi lewat pelatihan di Provinsi Wardak pada 2014.

Lelah dengan tatanan masyarakat patriarkal yang menilai harga diri dan kemampuan seseorang dari jenis kelaminnya, Ghafari melihat pemilihan wali kota Maidan Shahr pada 2017 sebagai kunci pemberdayaan perempuan. Pilihannya untuk menyasar kursi wali kota itu terbilang berbahaya mengingat Maidan Shahr yang sangat konservatif dan kental dengan ajaran Islam ekstrem dari Taliban. Tak pelak, Ghafari pun menerima banyak penolakan atas pencalonannya dari masyarakat setempat.

“Kadang semua orang memang tampak anti terhadap perempuan, terutama jika dia aktif di masyarakat. Mereka bisa melabeli kamu sebagai perempuan tidak bermoral,” ujarnya dikutip dari The New York Times.

Ghafari memang bukan wali kota perempuan Afghanistan yang pertama. Sebelumnya ada Azra Jafari, perempuan pertama yang diangkat menjadi wali kota di Nili pada 2008. Namun, Nili digadang-gadang lebih toleran dibandingkan Maidan Shahr. Situasi pun menjadi sangat pelik untuk Ghafari. Selain itu, Ghafari adalah menjadi satu-satunya calon perempuan melawan 137 kandidat laki-laki. Namun pada akhirnya Presiden Ghani menunjuknya sebagai wali kota pada 2018.

Tak Gentar Dapat Penolakan

Hari pertamanya menjadi wali kota perempuan Afghanistan pun tidak berlangsung mulus pada Juli tahun itu. Alih-alih menjadi momen bahagia dan bersejarah untuk Afghanistan, massa laki-laki beramai-ramai datang membawa batu dan melemparnya ke arah kantor wali kota. Mereka meminta Ghafari segera turun dari posisinya. Alasan demonstrasi itu tidak jauh-jauh dari nilai misogini.

Mereka tidak suka Ghafari menjadi wajah perempuan berdaya yang memimpin kota Maidan Shahr. Belum lagi Gubernur Provinsi Wardak saat itu, Mohammad Arif Shah Jahan, juga tidak setuju perempuan menduduki posisi pemimpin.

Bukannya merasa takut dengan ancaman seperti itu, Ghafari merasa semakin terbakar dan berjanji pada Presiden Ghani dia tidak akan mundur. Ia kemudian menyuarakan ketidakadilan itu lewat kampanye di media sosial #IWillFightForRight dan membuktikan perempuan juga memiliki hak dan kekuatan yang seharusnya tidak dipandang enteng.

“Saya selalu mencoba untuk membuktikan kekuatan dan kemampuan perempuan,” ujar Ghafari kepada Time.

Ghafari berjuang dengan kampanyenya itu selama sembilan bulan sampai akhirnya Jahan turun dari posisinya sebagai gubernur pada 2019. Saat itu, Ghafari pun bisa menjalankan tugasnya sebagai wali kota perempuan Afghanistan pada usia 26 tahun. Hal pertama yang ia lakukan ialah menciptakan ruang aman untuk berbelanja khusus perempuan, mencabut politikus korup dari posisinya, dan fokus pada proyek lingkungan serta kebersihan kota.

Akan tetapi, masa jabatannya tentu tidak berjalan mulus. Laki-laki yang menjadi koleganya di posisi pemerintahan sering memandangnya rendah hanya karena Ghafari perempuan berusia muda. Kadang, dia harus menunjukkan amarah agar dia bisa menjalankan tugas. Itu pun juga tidak lepas dari bahan candaan laki-laki.

“Ketika perempuan ingin bekerja di lingkungan yang sangat konservatif, dia harus menyembunyikan diri yang sebenarnya dan menjadi keras atau tidak ada orang yang akan mendengarkannya. Saya harus membuktikan kepada mereka perempuan tidak lemah,” ujarnya.

Ancaman Pembunuhan untuk Perempuan Berdaya

Sebagai perempuan yang berani melawan tatanan masyarakat misoginis dan patriarkal, ancaman pembunuhan menjadi bagian rutinitas sehari-hari. Untuk menjaga keselamatannya, Ghafari bermukim di ibu kota Kabul dan harus menempuh perjalanan sekitar 48,2 kilometer untuk menuju kantornya di Maidan Shahr. Dia pun selalu dalam pengawasan yang ketat dengan mobil anti peluru. Pengawalnya juga harus siap siaga dengan senjata api jika ada anggota Taliban yang tiba-tiba menyerangnya.

Dilansir dari Rolling Stone, untuk menuju Maidan Shahr, dia harus melewati National Highway 01 atau ring road yang menyatukan kota-kota besar di Afghanistan. Jalan tersebut juga sering disebut sebagai jalan menuju neraka karena kerap menjadi sasaran serangan Taliban.

“Setiap kali saya meninggalkan rumah saya berpikir perjalanan ini mungkin yang terakhir. Jalan berbahaya ini yang menentukan nasib saya,” ujarnya.

Di kantornya pun, suara serangan roket dan bom Taliban bisa terdengar. Ghafari mengaku merasa aman di kantornya karena diawasi dengan ketat. Namun, hal itu tidak menjadi jaminan Ghafari luput dari daftar orang-orang yang harus dibunuh Taliban. Ia sudah mengalami tiga kali aksi percobaan pembunuhan, salah satunya terjadi Maret lalu. Ghafari diserang dengan tembakan bertubi-tubi ke arah mobilnya di Kabul.

Dalam wawancaranya bersama Geneva Solutions, ia mengaku selalu merasa khawatir dengan keselamatan keluarganya karena perdamaian tak kunjung datang. Situasi seperti itu tentu saja menjadikan perempuan sebagai korban terbesarnya, ujarnya.

Sebelum Taliban kembali mengambil kursi pemerintahan dan berjanji untuk menghargai hak dan melindungi perempuan, Ghafari sudah merasa skeptis. Hal itu karena secara historis Taliban tidak berpihak pada perempuan.

“Kami sempat merasakan pemerintahan mereka di negara ini dan kami melihat apa yang mereka lakukan pada perempuan. Mereka membunuh, menghancurkan citra dan mimpi perempuan. Jadi, saya tidak bisa percaya mereka dengan menghormati hak perempuan karena mereka telah gagal,” jelas Ghafari.

Ghafari yang kerap aktif menyuarakan hak perempuan Afghanistan dan teguh dalam posisinya sebagai pemimpin walaupun terus diserang menerima penghargaan International Women of Courage dari State Department AS, Maret lalu. Dalam pidatonya menerima penghargaan itu dia menekankan perempuan belum melupakan masa berkuasa Taliban dan selalu dirundung rasa khawatir.

Kepada Time Ghafari mengatakan, “Selama lebih dari 60 tahun, laki-laki selalu memiliki kesempatan, tapi mereka belum menemukan solusi untuk konflik yang sedang berlangsung. Saya yakin kita, perempuan, bisa melakukannya dengan lebih baik dibandingkan orang lain.”

Tags: Zarifa Ghafari

Related Posts

Ratu Ratna Ajak Masyarakat Lawan Polarisasi Politik
WANITA HEBAT

Ratu Ratna Ajak Masyarakat Lawan Polarisasi Politik

Juli 3, 2022
13 Tahun Rayakan Kilau Persahabatan dari Koleksi Lebaran 2022
WANITA HEBAT

13 Tahun Rayakan Kilau Persahabatan dari Koleksi Lebaran 2022

April 27, 2022
V-Soy Ladies First, “mewujudkan yang terbaik” bagi para perempuan Indonesia
GAYA HIDUP

V-Soy Ladies First, “mewujudkan yang terbaik” bagi para perempuan Indonesia

April 20, 2022
QNET Meyakini Bahwa Perempuan dan Platform Digital Adalah Penggerakan Ekonomi
WANITA HEBAT

QNET Meyakini Bahwa Perempuan dan Platform Digital Adalah Penggerakan Ekonomi

Maret 24, 2022
Berikan Hadiah Istimewa Ke Istri, Tanpa Harus Bikin Kantong Jebol
GAYA HIDUP

Berikan Hadiah Istimewa Ke Istri, Tanpa Harus Bikin Kantong Jebol

Maret 21, 2022
Women’s Day 2022 : Gender Equality Today for A Sustainable Tomorrow
GAYA HIDUP

Women’s Day 2022 : Gender Equality Today for A Sustainable Tomorrow

Maret 19, 2022
Next Post
Ampuh Turunkan Berat Badan, Ini 5 Jenis Diet yang Wajib Kamu Coba

Ampuh Turunkan Berat Badan, Ini 5 Jenis Diet yang Wajib Kamu Coba

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

POPULAR NEWS

Apakah Ada Khasiat Mandi Bersama Anak

Apakah Ada Khasiat Mandi Bersama Anak

Desember 23, 2021
Resep Makanan Dimusim Hujan Agar Badan Hangat

Tips Makanan Mencegah Penuaan Diri Diusia Tua

April 27, 2022

Why the next 10 years of hot songs will smash the last 10

Desember 19, 2015
Deretan Idol K-Pop Siap Comeback di Bulan September

Deretan Idol K-Pop Siap Comeback di Bulan September

September 7, 2021
Pilihan Aplikasi Karaoke Terbaik yang Mampu Bikin Kamu Rileks

Pilihan Aplikasi Karaoke Terbaik yang Mampu Bikin Kamu Rileks

Oktober 20, 2021

EDITOR'S PICK

Selain Pantai Disumatera Yang Indah. Danau Juga Gak Mau Kalah Keindahannya Yukk Ke Danau Ranau

Selain Pantai Disumatera Yang Indah. Danau Juga Gak Mau Kalah Keindahannya Yukk Ke Danau Ranau

Juni 1, 2022
Cara Menjaga Kebersihan Gigi Dan Mulut Saat Sedang Hamil

Cara Menjaga Kebersihan Gigi Dan Mulut Saat Sedang Hamil

Desember 17, 2021
6 Cara Agar Doa Kita Dikabulkan Allah SWT

6 Cara Agar Doa Kita Dikabulkan Allah SWT

September 27, 2021
BESS, Teknologi Terkini Dalam Menangani Nyeri Tulang Belakang Jakarta, 10 September 2021 – Ruas tulang belakang yang tersusun dari leher hingga bokong, berfungsi untuk menjaga postur tubuh tetap tegak dan menopang bobot tubuh baik saat bekerja maupun beristirahat. Ruas tulang belakang area lumbal (pinggang) dan servikal (leher) sangat rentan cedera atau mengalami masalah karena area ini berfungsi menahan beban dan terlibat dalam beragam gerakan seperti menekuk, memuntir. Nyeri tulang belakang penyebabnya cukup banyak antara lain ketegangan otot atau keseleo hingga ada masalah pada ruas tulang belakang yang salah satunya adalah penyakit degeneratif tulang belakang. “Beberapa penyakit degeneratif yang bisa terjadi di ruas tulang belakanga adalah penyempitan rongga tulang belakang (stenosis spinal), hernia nukleus pulposus, osteoartritis, dan sendi facet yang menebal,” papar Dr. Mustaqim Prasetya, SpBS. Semua proses degeneratif pada tulang belakang itu dapat menyebabkan nyeri berkepanjangan yang juga disertai kebas, kesemutan hingga sulit menggerakkan kaki atau tangan. Nyeri bisa timbul saat beraktivitas atau dalam posisi tertentu. Selain itu, nyeri juga bisa disebabkan oleh cedera baik kecelakaan atau olahraga, penggunaan yang berlebihan, postur tubuh yang buruk, dan obesitas atau kelebihan berat badan. Mengenai penanganannya, dokter spesialis bedah saraf ini menjelaskan, untuk memastikan penyebab dan penanganannya, dokter perlu mengevaluasi dengan melakukan pemeriksaan fisik yang komprehensif dan pemeriksaan penunjang seperti rontgen, MRI, CT Scan. BESS, Jauh Lebih Unggul Daripada Endoskopi Konvensional Hadir sebagai pembicara kedua adalah Dr. Danu Rolian, SpBS yang memaparkan teknologi Biportal Endoscopic Spinal Surgery atau BESS. “BESS ini merupakan teknologi terdepan atau generasi terbaru dalam dunia minimally invasive surgery yang jauh lebih unggul dan efektif dalam mengatasi keluhan pada tulang belakang,” lanjut Dr. Danu. Seperti namanya biportal, yang berarti dua portal (pintu masuk). Satu untuk kamera dan yang satu lagi untuk alat atau probe. “Jadi sederhananya BESS ini adalah bedah invasif minimal, bukan bedah terbuka. Portal pertama untuk ‘melihat’ dan portal kedua memudahkan dokter ‘bekerja’ mengatasi masalah yang ada di tulang belakang. Hal ini menguntungkan dokter dan pasien.” Dengan dua ‘pintu’ ini membuat lapang pandang dokter menjadi lebih luas dan dapat mengakses lokasi tulang belakang lebih leluasa dari berbagai sisi. “Manfaat pada pasien, proses pemulihannya lebih cepat, dan masalah nyeri pada tulang belakang cepat teratasi,” paparnya lebih lanjut. BESS ini tidak hanya memperbaiki kondisi bantalan tulang (diskus) tetapi juga dapat melakukan beberapa tindakan sekaligus, yakni: - Dekompresi (mengurangi atau melepaskan tekanan yang berlebihan, terutama pada kondisi saraf kejepit) - Mengatasi taji tulang (bone spur) dan penebalan sendi facet - Memasang implan pada ruas tulang belakang - Dapat meredam perdarahan bila terjadi - Mengatasi penebalan jaringan yang kemungkinan menjepit saraf BESS ini tak hanya dapat mengatasi hernia nukleus pulposus (HNP), tetapi juga dapat membantu mengatasi stenosis spinal, proses degeneratif tulang belakang, dan masalah lainnya yang berkaitan dengan ruas bantalan tulang belakang. “Dibandingkan dengan teknologi endoskopi PELD sebelumnya, BESS ini lebih efektif dan unggul untuk mengatasi saraf terjepit karena jangkauannya lebih luas sehingga bisa memperbaiki kondisi ruas tulang belakang.” Dokter Spesialis Bedah Saraf Menyambut Baik BESS Kalangan spesialis bedah saraf menyambut baik hadirnya teknologi BESS di Indonesia terutama dalam kalangan dokter spesialis bedah saraf. “Kami senang juga sebuah klinik seperti DR Indrajana sudah dapat mengoperasikan teknologi ini karena memiliki dokter yang ahli. Klinik ini termasuk dalam 3 besar fasilitas kesehatan di Indonesia yang sudah menggunakan teknologi ini,” jelas DR. Dr. Wawan Mulyawan, SpBS, SPKP. Selanjutnya Ketua INPS (Indonesian Neurosurgical Pain Society) ini untuk menyebarluaskan keunggulan BESS ini, kami juga berencana untuk melakukan pelatihan teknologi ini yang jauh lebih unggul dibandingkan dengan endoskopi tulang belakang sebelumnya. Testimoni Pasien Bapak Hamdani mengalami nyeri pinggul yang menjalar hingga jari-jari kaki. Sudah melakukan fisioterapi, nyeri ini tak kunjung hilang. Aktivitas harian juga sudah mulai terganggu, misalnya saat sholat, atau jalan jauh sedikit nyeri pun datang. Akhirnya nyeri ini membawa pak Hamdani ke Klinik Nyeri DR. Indrajana dan berkonsultasi dengan Dr. Mustaqim Prasetya, SpBS. Sesuai dengan hasil MRI, mengindikasikan adanya jepitan saraf pada tulang belakang. Untuk itu, jepitan tersebut berhasil dihilangkan dengan teknologi BESS. “Alhamdulillah, nyeri sudah banyak berkurang dan bisa kembali beraktivitas dan beribadah tanpa nyeri lagi,” ungkap bapak Hamdani yang genap berusia 54 tahun ini.

BESS, Teknologi Terkini Dalam Menangani Nyeri Tulang Belakang

September 10, 2021
Wanita Indonesia

@ 2022 WANITAINDONESIA.CO

Menu

  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX

@ 2022 WANITAINDONESIA.CO