Selasa 23 Desember 2025
Wanita Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX
No Result
View All Result
Wanita Indonesia
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Morning News
Home WISATA

‘Squid Game’: Mereka yang Bertaruh Nyawa demi Cuan

redaksi by redaksi
September 22, 2021
0
‘Squid Game’: Mereka yang Bertaruh Nyawa demi Cuan

READ ALSO

Mommy N Me Dibuka hari ini

Green Hajj Apps: Panduan Haji dan Umrah Ramah Lingkungan

wanitaindonesia.co – Serial ‘Squid Game’ mengkritik latah manusia yang menganggap uang adalah segalanya lalu rentan bersikap egois.

“These people suffered from inequality and discrimination out in the world, and we’re giving them one last chance to fight fair and win.” Kalimat tersebut diucapkan oleh karakter Front Man (Lee Byung-hun) dalam serial Squid Game, menggambarkan latar belakang dan motivasi kenapa permainan itu diselenggarakan: Mengatasi masalah finansial.

Merekrut 456 warga Korea yang punya kerentanan ekonomi, mereka “diculik” untuk berkompetisi dalam permainan anak-anak yang mempertaruhkan nyawa. Setiap nyawa peserta yang dieksekusi dalam permainan dihargai 100 juta won, sehingga satu-satunya pemenang akan meraih 45,6 miliar won, setara Rp547 miliar.

Kesederhanaan premis dari serial yang digarap Hwang Dong-hyuk ini merepresentasikan kehidupan sosial bermasyarakat, bagaimana manusia rela berjuang demi menyelesaikan utang piutang dan memperbaiki strata ekonomi.

Namun, keragaman latar belakang para peserta membuat permainan lebih kompleks. Di balik kesamaan motivasi peserta berburu cuan, justru terdapat perbedaan kelas ekonomi yang mencolok karena tak semuanya berasal dari kelas menengah ke bawah.

Misalnya Cho Sang-woo (Park Hae-soo), kepala divisi investasi di perusahaan sekuritas yang bangkrut, sedang dikejar kreditur dan polisi. Entah apa penyebab kebangkrutannya, karakter Sang-woo menunjukkan banyaknya uang ternyata tak pernah cukup untuk kehidupannya.

Lebih dari itu, kehadiran karakter VIP tak berwajah—sekelompok laki-laki yang menyelenggarakan permainan ini, menggarisbawahi kerentanan masyarakat menengah ke bawah yang membuat mereka tidak memiliki pilihan lain selain tunduk pada para penguasa.

Uang dan Memprioritaskan Diri Sendiri

Permainan anak-anak tidak lagi sesederhana kelihatannya, sebagaimana itu dimainkan di masa kecil. Seperti mengamini idiom “go big or go home”, para peserta tampak menghalalkan segala cara untuk memenangkan keenam permainan, dan menunjukkan kerasnya persaingan hidup orang dewasa, hingga uang terlihat seperti jaminan hidup.

Nurani pun hilang ketika mereka tak tanggung-tanggung menyingkirkan satu sama lain. Misalnya dalam pemilihan anggota kelompok, peserta yang didominasi laki-laki memilih rekan berdasarkan jenis kelamin dan usia. Peserta perempuan dan di atas 50 tahun tersingkirkan, karena dianggap fisiknya tidak cukup kuat dan berpotensi mengancam nyawa lewat kekalahan, bukan meraup pundi-pundi uang.

Lewat penggambaran tersebut, Squid Game mengajak penonton melihat realitas kehidupan manusia. Bak serigala berbulu domba, kenyataannya manusia sering kali mendekatkan diri pada lingkaran orang-orang yang dinilai membawa keuntungan untuk dirinya, lalu menyingkirkan mereka setelah menang.

Rasa kemanusiaan pun terkalahkan dengan iming-iming hadiah, meskipun harus mengorbankan nyawa orang lain. Sang-woo beberapa kali membunuh peserta dengan mengisi kantong pasangan bermainnya dengan kerikil bukan kelereng, mendorong pemain nomor 017 seorang di jembatan kaca, dan menggorok leher peserta bernomor 067 sebelum permainan terakhir.

Memang hampir semua pemain mengutamakan dirinya, kecuali Seong Gi-hun (Lee Jung-jae) yang masih memiliki sisi humanis. Di tengah persaingan, ia merangkul seluruh anggota kelompoknya, walaupun pada akhirnya terkhianati. Bahkan, ia berusaha menghentikan permainan keenam, ketika ia dihadapkan oleh Sang-woo dan harus membunuh sahabatnya itu untuk mengakhiri kompetisi.

Sumber: Netflix

Karakter Gi-hun mengingatkan penonton, masih ada segelintir orang berhati besar di tengah kejamnya dunia, dan bagaimana rasa kemanusiaan penting diutamakan di tengah kekacauan. Entah seperti apa kondisi keuangan karakter lainnya yang tidak begitu dijelaskan, tapi ayah satu ini cukup terbebani karena membutuhkan uang untuk biaya operasi ibunya dan membiayai anaknya, yang tinggal bersama mantan istrinya.

Di kehidupan nyata, Gi-hun adalah contoh orang yang tidak mengorientasikan uang, dan menilai keberadaan orang-orang di sekitarnya lebih berharga dibandingkan harta.

Kekayaan Bukan Jaminan Kesejahteraan Hidup

Sebagai pemenang miliaran won, Gi-hun justru merasa kosong dan kehilangan orang-orang terdekatnya. Bukan hanya sang ibu, melainkan teman-teman seperjuangannya yang gagal mempertaruhkan nyawa. Bahkan, ia merasa bersalah karena membunuh mereka, meskipun tidak secara langsung mengotori tangannya.

Sikapnya itu merepresentasikan manusia yang menganggap dan mengejar uang sebagai sumber kebahagiaan, sering meminta rezeki berlebih ketika mengucapkan doa, serta terus merasa kurang atas segala yang dimiliki.

Tak bisa dibohongi, kita sering berandai-andai menikmati hidup dengan banyaknya uang dan mengatasi permasalahan. Padahal, nominal saldo ATM tidak menyelesaikannya begitu saja, atau menjamin kesejahteraan secara otomatis.

Karakter Oh Il-nam (Oh Young-soo) adalah contohnya. Sebagai seorang kaya raya dan salah satu dalang permainan tersebut, ia mengatakan hidupnya hampa dan membosankan karena memiliki harta melimpah, tetapi tidak kebahagiaan. Menurutnya, hidup tidak menyenangkan, baik bagi orang kaya maupun miskin.

Oleh karena itu, ia dan teman-temannya membuat permainan tersebut untuk bersenang-senang. Ini juga yang menggambarkan perbedaan cara orang berstatus sosial rendah dengan privilese finansial, dalam menemukan kesenangan. Pun setiap manusia akan terus mempertanyakan apa yang bisa dicari dan dicapai dalam hidup.

Mau apa pun kelas sosialnya, manusia akan selalu mendapatkan celah untuk melihat yang tidak dimiliki. Maka itu, terlepas dari permasalahan finansial yang ditampilkan lewat para karakternya, Squid Game membawa pesan moral, yakni untuk mencapai kesejahteraan dalam hidup, kita perlu belajar merasa cukup dan bahagia atas segala yang dimiliki.

Tags: filmsquid game

Related Posts

Mommy N Me Dibuka hari ini
GAYA HIDUP

Mommy N Me Dibuka hari ini

Juli 2, 2022
Green Hajj Apps: Panduan Haji dan Umrah Ramah Lingkungan
WARTA

Green Hajj Apps: Panduan Haji dan Umrah Ramah Lingkungan

Juni 30, 2022
Yuk Liburan Ke Danau Habema
WISATA

Yuk Liburan Ke Danau Habema

Juni 29, 2022
Ayo Berlibur Ke Taman Nasional Lorentz Saat Libur Kerja
WISATA

Ayo Berlibur Ke Taman Nasional Lorentz Saat Libur Kerja

Juni 29, 2022
Yuk Liburan Ke Raja Ampat Sambil Nikmati Pemandangannya
WISATA

Yuk Liburan Ke Raja Ampat Sambil Nikmati Pemandangannya

Juni 29, 2022
Yukk Kepoin Taman Alun-Alun Kota Bekasi Ada Apa Saja
WISATA

Yukk Kepoin Taman Alun-Alun Kota Bekasi Ada Apa Saja

Juni 27, 2022
Next Post
UU PKDRT Gol, Kenapa RUU PKS Jalan di Tempat?

UU PKDRT Gol, Kenapa RUU PKS Jalan di Tempat?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

POPULAR NEWS

Apakah Ada Khasiat Mandi Bersama Anak

Apakah Ada Khasiat Mandi Bersama Anak

Desember 23, 2021
Resep Makanan Dimusim Hujan Agar Badan Hangat

Tips Makanan Mencegah Penuaan Diri Diusia Tua

April 27, 2022
Deretan Idol K-Pop Siap Comeback di Bulan September

Deretan Idol K-Pop Siap Comeback di Bulan September

September 7, 2021

Why the next 10 years of hot songs will smash the last 10

Desember 19, 2015
Pilihan Aplikasi Karaoke Terbaik yang Mampu Bikin Kamu Rileks

Pilihan Aplikasi Karaoke Terbaik yang Mampu Bikin Kamu Rileks

Oktober 20, 2021

EDITOR'S PICK

Apa Si Alasan Anak Marah Tanpa Sebab Dan Bagaimana cara Mengatasinya?

Apa Si Alasan Anak Marah Tanpa Sebab Dan Bagaimana cara Mengatasinya?

Maret 31, 2022

Celebrate Nyepi In True Bali Spirit With A Luxurious Day Of Silence

Mei 24, 2022
Paduan Memotivasikan Diri Dilingkungan Orang Malas

Paduan Memotivasikan Diri Dilingkungan Orang Malas

Januari 22, 2022
Apaka Boleh Berhubungan Badan Saat Menjelang Imsak

Apaka Boleh Berhubungan Badan Saat Menjelang Imsak

April 16, 2022
Wanita Indonesia

@ 2022 WANITAINDONESIA.CO

Menu

  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX

@ 2022 WANITAINDONESIA.CO