Sabtu 21 Juni 2025
Wanita Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX
No Result
View All Result
Wanita Indonesia
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Morning News
Home TEKNOLOGI

11 Fakta tentang Hoaks dan Etika Dunia Cyber

redaksi by redaksi
Oktober 18, 2021
0
11 Fakta tentang Hoaks dan Etika Dunia Cyber

READ ALSO

Di Mommy and Me 2022 Ada Stroller Magicfold dan Bonikka !

Kolaborasi Niagahoster dan KoinWorks, Semakin Mudah Beli Web Hosting

wanitaindonesia.co – Kita sudah memasuki era post-truth, era di mana kebohongan dapat menyamar menjadi kebenaran, dan sebaliknya. Fakta tidak terlalu berpengaruh dalam membentuk opini publik dibanding emosi dan keyakinan personal. Contoh gamblang adalah yang terjadi saat ini. Sejak virus COVID-19 muncul, tidak sedikit informasi yang saling bertentangan, yang beredar di masyarakat, mengakibatkan kebingungan. Kita tidak bisa naif, hoaks itu nyata adanya di sekitar kita. Masuk ke ruang-ruang keluarga dan merongrong kewarasan. Inilah salah satu bahasan dalam masterclass di hari ketiga Indonesian Women;s Forum (IWF) 2021 yang berlangsung pada akhir September lalu. 

Mengambil tema Hoaks Mengancam Keluarga Indonesia, CCO Femina, Petty S. Fatimah memandu diskusi seru yang menghadirkan narasumber utama Dr. Rosarita Niken Widiastuti, Staf Khusus Menkominfo Bidang Informasi dan Komunikasi Publik, Transformasi Digital dan Hubungan Antar-Lembaga. Ada pula sharing dari Syifa Mutiara Putri, Community & Content Development Supervisor, tentang pengalaman pribadi berhadapan dengan hoaks seputar COVID-19.

Dari diskusi ini, ada 10 hal menarik seputar hoaks dari dunia maya yang cukup mengejutkan. Ketahui juga tentang apa saja yang perlu kita pahami agar kita lebih melek literasi digital dan mampu memfilter hoaks.

1. Apa itu hoaks

Menurut kamus, hoaks berarti informasi palsu. “Hoaks adalah informasi sesat, tapi dibuat seolah-olah rangkaian fakta. Ada unsur kesengajaan dan ada tujuan penyesatan. Biasanya hoaks ditulis dengan diksi buruk, untuk menyebarkan kengerian massal. Hoaks ada dalam lingkaran kita,” ujar Petty, mengawali diskusi.

Terdapat 9 jenis hoaks. Di antaranya: parodi atau satir, konten menyesatkan, konten buatan, konten termanipulasi, konten tidak sesuai konteks, konten tiruan, konten tidak sesuai konteks, propaganda, dan teori konspirasi.

2. Kesehatan, tingkat hoaks tertinggi

Temuan dari Kominfo, isu hoaks tertinggi dari bidang kesehatan, kemudian disusul politik, dan pemerintahan. Temuan hoaks terkait covid-19 ada sejumlah 1754 jenis. Menurut Dr. Rosarita, hoaks dalam dunia kesehatan ini menjadi sorotan utama pemerintah saat ini. Dalam hal ini penanganan covid-19. “Kalo covid-19 tidak selesai-selesai, maka pertumbuhan ekonomi juga akan terganggu, dampaknya ke semua sektor,” tuturnya.

Syifa adalah salah seorang yang pernah mengalami sendiri ‘termakan’ hoaks seputar covid-19 ini. Beberapa bulan lalu, saat ia dan keluarga dinyatakan positif covid-19, mereka menerima informasi bertubi-tubi baik dari keluarga maupun teman berupa broadcast pesan berisi daftar obat yang dibilang dapat menyembuhkan. “Dalam keadaan kalut, saya langsung membelinya. Apalagi ada embel-embel logo dari Kemenkes, pesan itu terlihat sangat meyakinkan. Saya merasa yakin obat-obat itu bisa membuat saya pulih. Belakangan baru tahu kalau itu hoaks. Saya merasa tertipu,” kenang Syifa, yang mengaku dirinya tak pernah terbersit sedikit pun sebelumnya bisa mudah memercayai hoaks.

Temuan hoaks lainnya terkait covid-19 seputar vaksin berjumlah 333 jenis. Persebaran terbanyak dari Facebook. “Misalnya, kabar bahwa dalam waktu 2 tahun yang akan datang mereka yang divaksin akan meninggal dunia. Itu hanyalah hoaks, tapi sudah terlanjur membuat masyarakat takut. Inilah yang sekarang ini sedang terus kami lakukan. Setiap hari ada saja hoaks baru.”

3. Media sosial sumber utama

Saluran penyebaran hoaks melalui media sosial adalah sebesar 92,4%, disusul aplikasi chatting 62,8%. “Dari satu hoaks, bisa teramplifikasi ke lebih dari puluhan ribu atau jutaan pengguna media sosial. Bayangkan kalau jumlahnya ada ribuan jenis hoaks,” sentil Dr. Rosarita.

Menurut Kominfo, terdapat 1754 jenis hoaks seputar covid-19. Pengajuan take down akun media sosial sebaran hoaks mencapai 3806. Sekitar 3345 di antaranya sudah ditindaklanjuti. Namun demikian, kata Dr. Rosarita, meski akun sudah ditutup, tidak menutup kemungkinan kontennya sudah terlanjur tersebar ke grup chat. “Ibarat kapas segenggam, sudah kena angin. Susah mengumpulkan kembali serpihan-serpihan kapas tersebut.”

4. Efek amplifikasi

Hoaks bisa menjadi berbahaya karena efek amplifikasinya. Saat suatu informasi sesat diamplifikasi sedemikian gencar, maka orang akan mengira itu sebuah kebenaran.

5. Pola 10 to 90

Adanya pola komunikasi dalam masyarakat 10-90. Artinya, sebanyak 10% masyarakat yang aktif dalam memproduksi konten, baik itu positif maupun negatif. Sedangkan 90% lainnya adalah audiens yang hanya membaca judul tanpa diteliti tetapi dengan sukarela menyebarkan ke Whatsapp, Facebook, Twitter, dan sebagainya.

6. Efek ruang gema

Masyarakat kadang hanya mau mendengar yang sudah sepemikiran dengan kita sehingga memperteguh sikap mereka. Pikiran yang berulang ini memperkuat pandangan yang makin mengental dan ekstrem. Hoaks dianggap sebagai kebenaran karena dianggap sesuai dengan suara yang bergema.

7. Hoaks bisa menghancurkan negara

Bahaya hoaks adalah dampak munculnya polarisasi atau terbelahnya opini masyarakat. Satu berita hoaks bisa memunculkan kegaduhan, merusak mental bangsa, dan menciptakan ketegangan, konflik kekerasan, hingga kekacauan dan peperangan.

8. Literasi digital

Perlunya literasi digital pada masyarakat untuk bisa membedakan mana hoaks dan mana bukan. Lantas, bagaimana mengenali ciri-ciri hoaks? Pertama, sumber tidak jelas. Perlu dicari lebih lanjut apakah informasi tersebut bersumber dari media yang telah terverifikasi oleh Dewan Pers. Kedua, info yang disebar itu memuat keanehan. Ketiga, cenderung menggunakan bahasa yang provokatif. Keempat, tidak memiliki kesesuaian. Misal, ada suatu kejadian tahun berapa di mana, tapi di-caption itu untuk menggambarkan penderita covid-19. Kelima, cenderung mendiskreditkan pihak-pihak tertentu. Keenam, mengajak membenci seseorang atau lembaga dengan berita tidak seimbang. Dan, ketujuh, ada ancaman tertentu jika pembaca tidak menyebarkan info.

9. Saring sebelum sharing

Ada lima pertanyaan yang perlu diajukan sebelum kita membagi sebuah informasi. Antara lain: apakah suatu informasi itu benar? Apakah kontennya membantu? Apakah ilegal? Apakah itu perlu? Apakah kontennya itu sendiri baik?

10. Hati-hati Jejak Digital

Menyebar hoaks bisa merugikan diri sendiri. Jejak digital akan bertahan seterusnya. Meski kita sudah menghapus suatu konten di handphone, tapi data digital bisa muncul kapan saja dan dari mana saja. “Untuk itu, sebagai orang tua, ada baiknya mengedukasi anak-anak. Mereka akan meninggalkan rekam jejak digital pada setiap konten yang mereka share di media sosial. Kalau isinya mengamplifikasi teroris, radikalisme, ujaran kebencian, dan hoaks, bisa berpengaruh negatif pada karier ke depannya.”

11. Etika di dunia cyber

Dalam dunia digital berlaku aturan seperti halnya di dunia nyata. Aturan pertama, kita harus bertanggung jawab pada setiap hal yang kita perbuat. Begitupun, di digital, kita harus bertanggung jawab dengan konten yang kita unggah. Tidak hanya yang kita buat, tapi juga apa-apa yang kita broadcast dari sumber lain. Aturan kedua, kita harus berpikir dan berempati akan akibat konten yang diunggah terhadap perasaan orang lain. Aturan ketiga, kita harus tetap otentik dan siap berjaga terhadap semua konten yang diunggah. Aturan keempat, kita harus kritis mengevaluasi informasi yang diperoleh sebelum mengambil tindakan selanjutnya. Aturan kelima, integritas, kita harus melakukan hal yang benar. Berani menyuarakan kebenaran dan melawan perilaku negatif di dunia online.

#Indonesiaterkoneksi, keluarga moderen harus #makincakapdigital, biasakan budaya #saringsebelumsharing dalah keluarga kita.

Tags: dunia cyberhoaks

Related Posts

Di Mommy and Me 2022 Ada Stroller Magicfold dan Bonikka !
GAYA HIDUP

Di Mommy and Me 2022 Ada Stroller Magicfold dan Bonikka !

Juli 2, 2022
Kolaborasi Niagahoster dan KoinWorks, Semakin Mudah Beli Web Hosting
TEKNOLOGI

Kolaborasi Niagahoster dan KoinWorks, Semakin Mudah Beli Web Hosting

Juni 21, 2022
Hindari 4 Kesalahan yang Bikin Baterai Smartphone Bocor
GAYA HIDUP

Hindari 4 Kesalahan yang Bikin Baterai Smartphone Bocor

Juni 14, 2022
Cara #GakAdaMatinya biar Kuliah Beres dan Jualan tetap Cuan Bermodal Smartphone
TEKNOLOGI

Cara #GakAdaMatinya biar Kuliah Beres dan Jualan tetap Cuan Bermodal Smartphone

Juni 2, 2022
Cara Memaksimalkan Fitur-fitur Smartphone Sejutaan di Jaringan 4G yang Lebih Lancar
TEKNOLOGI

Cara Memaksimalkan Fitur-fitur Smartphone Sejutaan di Jaringan 4G yang Lebih Lancar

Mei 31, 2022
Peringati SEA Games ke-31, Ajinomoto Ajak Gowes Community Keliling Pabrik Secara Virtual
TEKNOLOGI

Peringati SEA Games ke-31, Ajinomoto Ajak Gowes Community Keliling Pabrik Secara Virtual

Mei 31, 2022
Next Post
Chef Swiss-Kitchen Restaurant, Swiss-Belresort Dago Heritage Berikan Pengalaman Terbaik di Menu Pilihannya

Chef Swiss-Kitchen Restaurant, Swiss-Belresort Dago Heritage Berikan Pengalaman Terbaik di Menu Pilihannya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

POPULAR NEWS

Apakah Ada Khasiat Mandi Bersama Anak

Apakah Ada Khasiat Mandi Bersama Anak

Desember 23, 2021
Resep Makanan Dimusim Hujan Agar Badan Hangat

Tips Makanan Mencegah Penuaan Diri Diusia Tua

April 27, 2022

Why the next 10 years of hot songs will smash the last 10

Desember 19, 2015
Deretan Idol K-Pop Siap Comeback di Bulan September

Deretan Idol K-Pop Siap Comeback di Bulan September

September 7, 2021
Pilihan Aplikasi Karaoke Terbaik yang Mampu Bikin Kamu Rileks

Pilihan Aplikasi Karaoke Terbaik yang Mampu Bikin Kamu Rileks

Oktober 20, 2021

EDITOR'S PICK

Keluarga Tempat Kembali

Keluarga Tempat Kembali

April 14, 2022
Sushi Avokad, Mudah & Cepat

Sushi Avokad, Mudah & Cepat

Agustus 16, 2021
Mengenal Gentle Parenting untuk Membesarkan Anak Bahagia

Mengenal Gentle Parenting untuk Membesarkan Anak Bahagia

September 16, 2021
Apa Aja Sih Efek Samping Lidah Buaya

Apa Aja Sih Efek Samping Lidah Buaya

Mei 26, 2022
Wanita Indonesia

@ 2022 WANITAINDONESIA.CO

Menu

  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX

@ 2022 WANITAINDONESIA.CO