Sabtu 21 Juni 2025
Wanita Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX
No Result
View All Result
Wanita Indonesia
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Morning News
Home WARTA

Aktivis: Alasan Kiwil Poligami, Perempuan Dianalogikan Seperti Barang, Ini Maskulinitas Toksik!

redaksi by redaksi
Oktober 27, 2021
0
Aktivis: Alasan Kiwil Poligami, Perempuan Dianalogikan Seperti Barang, Ini Maskulinitas Toksik!

READ ALSO

Ratu Ratna Ajak Masyarakat Lawan Polarisasi Politik

Didepan 300 Mahasiswa, Unilever Indonesia : Tolerance is Key

wanitaindonesia.co – Menikah selama 4 kali, komedian Kiwil menganalogikan istri-istrinya seperti benda atau barang ketika presenter TV, Feni Rose bertanya alasan ia berpoligami: ibarat mobil, seseorang pasti ingin punya mobil lebih dari satu. Ini contoh perilaku maskulinitas toksik!

Pernah gak sih, kamu sebagai perempuan ngerasa gerah karena mendengar kata-kata seperti ini:

“Kamu itu ibarat rumah. Tempat ternyaman untukku melepas lelah”

“Kamu tuh mutiara yang berkilau, betapa beruntungnya aku mendapatkanmu”

“Kamu itu kayak permen. Manis. Tapi, kalau tidak tertutup nanti dikerumuni semut”

Kata-kata itu, mempunyai pola yang sama: mengobjektifikasi perempuan. Meskipun niatnya, ada yang seolah memuji perempuan. Namun nyatanya, justru memposisikan sebagai benda mati yang tidak berdaya atas kuasa diri. Perempuan juga diposisikan sebagai kepemilikan, bukan setara sebagai manusia yang punya hak hidup yang merdeka.

Baru-baru ini, kegerahan publik pun mencuat pada sosok Kiwil. Komedian kelahiran 1972 itu mengibaratkan perempuan, istrinya, sebagai mobil. Ceritanya, Kiwil dalam sebuah wawancara itu ditanya alasannya mengapa ia melakukan poligami oleh Feni Rose, presenter TV. Kiwil menjawab, menurutnya, seseorang pasti menginginkan mobil lebih dari satu.

“Mobil, mau nggak dikasih mobil satu? Ah bullshit ah, besok punya mobil ini, mau usaha ini,” ujar Kiwil dalam program cara Rumpi Transtv beberapa hari lalu.

Begitu Feni Rose bertanya balik, “Kenapa analoginya benda?”

Kiwil tak bisa menjawab dengan lugas pada pertanyaan. Namun dia berkelit dengan pernyataan lainnya, yang juga problematik yakni seolah-olah perempuan itu objek yang harus didapatkan. Dan bisa diganti atau cari baru, ketika tidak sesuai dengan yang diharapkan.

“Gue nggak pernah nolak, gue dapetin dia nih (menunjuk istrinya), apa yang gue rasa gue harus dapetin. Gue udah punya mobil ini, mobil ini, tapi yang gue cari nggak ada,” jelas Kiwil.

Sepanjang obrolan berdurasi sekitar 53 menit itu, Feni Rose banyak mengulik seputar rumah tangga Kiwil yang kini telah menikah selama 4 kali, dengan dua di antaranya posisinya poligami. Ialah Rohimah dan Meggy.

Memang tak mulus perjalanan pernikahan kala poligami itu. Beberapa waktu sebelumnya, Feni juga mewawancarai Rohimah yang menyatakan mendapatkan kekerasan secara psikis bahkan fisik selama menikah dengan Kiwil. Poligami yang dilakukan Kiwil pun tidak langsung terang di awal bahkan cenderung manipulatif karena menyembunyikan dari istri pertama. Hingga kemudian ia mengaku karena telah terbongkar.

Dari sudut pandang Kiwil, dia pun bercerita tentang bagaimana caranya meredam emosi kala bertengkar dengan istrinya. Seperti, memandikannya (menyiram dengan air) agar emosinya bisa mereda.

Maskulinitas Toksik

Sekretaris Jenderal Koalisi Perempuan Indonesia Mike Verawati mengatakan apa yang dilakukan dari Kiwil itu tergolong sebagai maskulinitas toksik. Ini bisa didefinisikan dengan perilaku sempit terkait peran gender dan sifat laki-laki yang identik dengan kekerasan, agresif secara seksual dan tidak boleh menunjukkan emosi.

Mengumpamakan perempuan sebagai benda mati, mobil, juga menurutnya juga telah menjatuhkan harkat martabat perempuan sebagai manusia. Ironisnya lagi, hal ini justru ditampilkan oleh seorang publik figur yang semestinya menjadi contoh masyarakat. Maka normalisasi atas hal ini, tentu patut dicemaskan.

“Toxic masculinity betul-betul faktual dan itu justru dibawakan tokoh dan significant center,” kata Mike dihubungi Konde, Kamis (21/10/2021).

Menyoal poligami, Koalisi Perempuan Indonesia pun menurut Mike jelas menyatakan bahwa KPI menolak poligami karena disebabkan akan lebih banyak potensi kekerasan berbasis gender yang timbul.

“Kiwil yang acakadut soal statement publik yang buruk tidak bisa menempatkan sebagai person educator. Dia juga poligami, menambahkan penilaian buruk,” kata dia.

Di satu sisi, Mike mengatakan, pernyataan publik figur yang bias perspektif gender seperti pada kasus Kiwil ini, memang menunjukkan masih adanya kebobrokan wajah publik figur di tanah air. Maka semestinya perlu upaya-upaya yang lebih tegas: tidak hanya takedown tapi ada mekanisme tersendiri yang harus diambil.

Mendesak Sikap Komisi Penyiaran Atas Statemen Publik Figur Yang Buruk

Mike Verawati mengusulkan agar Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengeluarkan statemen atas sikap publik figur yang buruk ini

“KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) bagaimana menyikapi statement publik figur yang buruk. Harus jadi mekanisme jera yang efektif, jangan cuma ditegur, take down, tanpa adanya proses hukum. Harusnya Menkominfo juga yang membawahi penyiaran dan edukasi publik,” terang dia.

Terlepas dari itu, Mike sebetulnya bersimpati dengan warganet yang saat ini tampak lebih peka dan peduli terkait ekspresi penolakan terhadap bias gender yang berseliweran. Baik melalui diskursus hingga mengkritisi semisal di sosial media.

Lalu, apa yang bisa anak muda lakukan dalam kondisi ini?

Ujaran seksis, misoginis hingga beragam bentuk maskulinitas toksik yang dinormalisasi, menurut Mike sudah jadi hal usang! Dulu mungkin gaya pelawak dengan melakukan hal itu, masih dimaklumi bahkan karena ketidaktahuan atau ketidaksadaran, banyak yang ikutan tertawa. Namun saat ini, perlahan menurut Mike semakin tergugah dan anak muda punya peranan penting untuk ini.

Apa yang dilakukan publik termasuk anak muda yang melek sosial media, ialah membangun narasi yang sensitif gender.

Dalam kasus ini misalnya, advokasi digital bisa dilakukan dengan naming dan shaming. Hal ini berkaitan dengan mengangkat isu yang sedang berkembang dan memunculkan narasi baru yang menyadarkan publik.

“Itu sah-sah saja, asalkan ada etikanya jangan sampai juga perang statement, dan hati-hati karena kita masih ada UU ITE,” ujarnya.  (wi)

Tags: infotaimentpsikologis

Related Posts

Ratu Ratna Ajak Masyarakat Lawan Polarisasi Politik
WANITA HEBAT

Ratu Ratna Ajak Masyarakat Lawan Polarisasi Politik

Juli 3, 2022
Didepan 300 Mahasiswa, Unilever Indonesia : Tolerance is Key
GAYA HIDUP

Didepan 300 Mahasiswa, Unilever Indonesia : Tolerance is Key

Juli 2, 2022
Di Mommy and Me 2022 Ada Stroller Magicfold dan Bonikka !
GAYA HIDUP

Di Mommy and Me 2022 Ada Stroller Magicfold dan Bonikka !

Juli 2, 2022
Mommy N Me Dibuka hari ini
GAYA HIDUP

Mommy N Me Dibuka hari ini

Juli 2, 2022
Green Hajj Apps: Panduan Haji dan Umrah Ramah Lingkungan
WARTA

Green Hajj Apps: Panduan Haji dan Umrah Ramah Lingkungan

Juni 30, 2022
Dukung Sisi Eksplorasi Anak, Mini Oreo dan Cadbury Lickables Berkolaborasi bersama Minions
WARTA

Dukung Sisi Eksplorasi Anak, Mini Oreo dan Cadbury Lickables Berkolaborasi bersama Minions

Juni 30, 2022
Next Post
Inilah Hal Yang Tak Perlu Kalian Bicarakan Tentang Hubungan

Inilah Hal Yang Tak Perlu Kalian Bicarakan Tentang Hubungan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

POPULAR NEWS

Apakah Ada Khasiat Mandi Bersama Anak

Apakah Ada Khasiat Mandi Bersama Anak

Desember 23, 2021
Resep Makanan Dimusim Hujan Agar Badan Hangat

Tips Makanan Mencegah Penuaan Diri Diusia Tua

April 27, 2022

Why the next 10 years of hot songs will smash the last 10

Desember 19, 2015
Deretan Idol K-Pop Siap Comeback di Bulan September

Deretan Idol K-Pop Siap Comeback di Bulan September

September 7, 2021
Pilihan Aplikasi Karaoke Terbaik yang Mampu Bikin Kamu Rileks

Pilihan Aplikasi Karaoke Terbaik yang Mampu Bikin Kamu Rileks

Oktober 20, 2021

EDITOR'S PICK

Agenda Hotel

Agenda Hotel

April 24, 2022
Resep Simpel Bikin Hubungan Lebih Happy

Resep Simpel Bikin Hubungan Lebih Happy

Agustus 7, 2021
13 Foto Kedekatan Jessica Iskandar dan Vincent Verhaag, Mesra Banget!

13 Foto Kedekatan Jessica Iskandar dan Vincent Verhaag, Mesra Banget!

September 8, 2021
Pelepasan Ekspor Produk Kokola Group oleh Kementrian Perdagangan   

Pelepasan Ekspor Produk Kokola Group oleh Kementrian Perdagangan  

Desember 31, 2021
Wanita Indonesia

@ 2022 WANITAINDONESIA.CO

Menu

  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX

@ 2022 WANITAINDONESIA.CO