WanitaIndonesia.co, Gunungkidul – Tak dipungkiri sebagian pengrajin wastra adati digawangi para perempuan sepuh.
Jikapun ada, pengrajin muda itu bisa dihitung. Anak muda lebih senang bekerja di sektor formal maupun informal lainnya.
Mereka memiliki mindset menjadi pengrajin wastra merupakan profesi usang yang kurang menarik. Selain membutuhkan skill ketrampilan, ketekunan, serta kesabaran.
Di tengah upaya, kreativitas serta inovasi mengaungkan wastra adati ke panggung global, penting hadirnya pelestari lintas generasi. Khususnya regenerasi pengrajin sepuh ke pengrajin muda.
Baca Juga : Pikat Cantik Batik Tulis Indonesia di Expo 2020 Dubai
Yogyakarta sebagai kota batik dunia, melalui pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul dan Bantul telah menetapkan kegiatan membatik sebagai muatan lokal, yang masuk ke dalam kurikulum sekolah.
Hal ini kemudian di support penuh oleh Yayasan Pendidikan Astra – Michael D. Ruslim (YPA-MDR) yang mulai melakukan pembinaan pilar kecakapan hidup membatik untuk guru-guru dan siswa-siswi di Kecamatan Gedangsari – Kabupaten Gunungkidul dan Kecamatan Pandak – Kabupaten Bantul, D.I.Yogyakarta tahun 2007 – 2008.
“Sebagai bentuk pelestarian budaya batik, serta melatih kecakapan YPA-MDR menginisiasi Komunitas Pembatik Cilik. Harapannya siswa tidak hanya cerdas, tapi dapat mengasah ketrampilan serta kepercayaan diri untuk bekal masa depan, “kata Herawati Prasetyo, Ketua Pengurus YPA-MDR.
Anjani Sekar Arum yang menjadi narasumber membatik Komunitas Pembatik Cilik menyampaikan, “Hadir tantangan mengubah mindset anak dalam membatik, serta mendidik untuk menjadi seniman batik dengan membuat karya dari hati.”
Kegiatan membatik yang dilakukan oleh YPA-MDR di sekolah binaan, telah mendukung predikat “Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia” yang dinobatkan oleh Dewan Kerajinan Dunia (World Craft Council).
Salah satunya Kecamatan Gedangsari yang terpilih menjadi salah satu destinasi perhelatan Jogja International Batik Biennale (JIBB) tahun 2018 lalu.
Pada acara dengan lingkup internasional tersebut, Presiden World Craft Council Dr. Ghada Hijjawi Qaddumi secara langsung mengunjungi SMKN 2 Gedangsari, saah satu sekolah binaan YPA-MDR yang dipilih menjadi salah satu perwakilan sekolah yang berhasil melestarikan budaya batik.