Sabtu 21 Juni 2025
Wanita Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX
No Result
View All Result
Wanita Indonesia
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Morning News
Home GAYA HIDUP

Bersyukur Masih Bisa Waras: Tak Perlu Banyak Komentar Soal Nifas Perempuan

redaksi by redaksi
September 21, 2021
0
Bersyukur Masih Bisa Waras: Tak Perlu Banyak Komentar Soal Nifas Perempuan

READ ALSO

Didepan 300 Mahasiswa, Unilever Indonesia : Tolerance is Key

Di Mommy and Me 2022 Ada Stroller Magicfold dan Bonikka !

wanitaindonesia.co – Setelah saya melahirkan, saya kedatangan banyak orang yang menjenguk. Yang membuat saya sedih adalah, banyak yang menjadikan pengalaman yang saya alami sebagai bahan pembanding dan intervensi

Setelah melahirkan, saya baru mendengar ternyata ada istilah namanya selapan. Selama ini, hanya kata nifas yang sering saya dengar.

Nifas yang saya tahu adalah waktu 40 hari dimana seorang perempuan muslim yang baru melahirkan tidak bisa melakukan ibadah-ibadah wajib seperti halnya shalat ataupun puasa.

Pada masa ini lah, seorang ibu mulai berkoordinasi dengan tubuh dan bayinya untuk melaksanakan pola-pola pengasuhan. Termasuk kaitannya dengan pemberian Air Susu Ibu/ ASI, perawatan bayi yang sedang proses mengenal dunia, hingga pemulihan fisik dan juga psikis.

Sebenarnya saya adalah seorang perempuan yang tidak ingin menikah awalnya. Saya juga tidak pernah mengurus bayi sebelumnya. Juga tidak pernah berpikir tentang kehamilan, menyusui dan lainnya.

Sampai suatu ketika, ternyata saya menikah dan melalui hal-hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya: saya hamil dan melahirkan. Saya bisa melaluinya dengan selamat, Alhamdulillah atas kuasa Tuhan.

Selama dua pekan ke belakang ini, saya menjalani status baru sebagai ibu. Rasanya entah seperti apa. Ada bahagia, namun tak dipungkiri juga ada rasa sedih.

Jumat sore pukul 6 lahirlah bayi kami, sang pelita hati. Pukul 8 malam, kami sudah kembali dari Klinik Persalinan. Saya bahagia karena anak kami sangat baik hati, ia mendengarkan seluruh afirmasi saya sejak dalam kandungan, hingga ia dapat lahir dengan selamat dan tanpa jahitan vagina yang selama ini sangat saya takutkan.

Namun ada sesuatu yang mengganjal. Rasanya tubuh saya teramat sakit, apalagi di bagian area vagina hingga dubur saya. Perut saya rasanya seperti dipres dan dihujam jarum, sakit sekali. Setelah saya pelajari, ternyata itu adalah kontraksi rahim untuk proses pemulihan kembali ke ukuran semula.

Keesokan harinya, mulai berdatanganlah orang-orang ke rumah. Selain berniat menjenguk, ternyata kedatangan mereka, yang membuat saya sedih adalah, menjadikan pengalaman yang saya alami sebagai bahan membanding-bandingkan dan mengintervensi.

“Loh kok vaginanya sakit, tapi gak dijahit.” 

“Kakimu lurus aja, jangan gerak-gerak, nanti varises kau.“

Sementara yang saya rasakan, sangat tidak nyaman untuk meluruskan kaki saja, saya ingin duduk dengan cara yang paling nyaman bagi vagina dan seluruh tubuh saya.

Intervensi juga menyasar ke Ibu saya, sehingga membuat Ibu kesal pada saya dan menganggap saya keras kepala, tidak bisa diatur.

“Mami kok gak pakein si Nana pilis?” 

“Si Nana kok tidurnya gak nyender? Nanti darah putihnya naik loh, bisa mati,” tetangga yang lainnya berkata pada Ibu saya.

“Si Nana kok gak dipakein kemben, nanti perutnya jelek lah,” kata tetangga lain lagi.

Ibu saya sedang sibuk mengurus bayi kami kala semua omongan itu meluncur pada kami. Sementara, suami saya sedang berusaha menenangkan rasa sakit yang saya hadapi sekaligus memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang terlupa saat itu. Tapi, ‘hujan tanya’ itu belum pula reda:

“Hari ke tujuh, Nana kok udah pakai celana.”

“Si Nana kok udah duduk di bawah, mana boleh, duduknya di tempat tidur aja lah.”

Kok begini, begitu.

Bukankah seharusnya saat masa pemulihan kalimat yang dilontarkan adalah, “Gapapa, nanti segera pulih. Buat dirimu yang paling nyaman aja.”

Sudah memasuki hari ke 15 pasca persalinan pun, masih ada juga yang komentar:

“Kau cebok pake sirih, biar enak, nanti bisa bisa suamimu selingkuh kalau gak enak.”

“Kakimu lurus aja, biar rapat lagi, kita ini kan untuk suami, gara-gara kayak gitu, suamimu bisa cari perempuan lain.”

Saya tidak peduli hal itu, saat ini yang ada dalam benak saya adalah, bagaimana caranya agar segera pulih jiwa raga, tetap sehat jiwa saya dan bersemangat mengurus bayi.

Persoalan suami nanti begini begitu, kalau suaminya memang sudah tukang selingkuh, sejak awal bahkan sebelum nikah, ia akan selingkuh. Dan saya sudah tidak peduli dengan hal itu.

Sampai sejauh ini, saya bersyukur pada diri saya karena bisa waras menghadapi perubahan 180 derajat seluruh hidup saya. Meski, seringkali banyak orang berkata-kata dengan alasan mengingatkan, namun sebenarnya menyakiti dan membuat orang lain kepikiran.

Belum pulih saya dari rasa sakit melahirkan, kalimat begini dan begitu terus berdatangan, tidak hanya mengomentari diri saya, bayi saya pun ikut dikomentari.

“Kok kayak gini, gak kayak gitu melahirkan.”

Tags: nifas

Related Posts

Didepan 300 Mahasiswa, Unilever Indonesia : Tolerance is Key
GAYA HIDUP

Didepan 300 Mahasiswa, Unilever Indonesia : Tolerance is Key

Juli 2, 2022
Di Mommy and Me 2022 Ada Stroller Magicfold dan Bonikka !
GAYA HIDUP

Di Mommy and Me 2022 Ada Stroller Magicfold dan Bonikka !

Juli 2, 2022
Mommy N Me Dibuka hari ini
GAYA HIDUP

Mommy N Me Dibuka hari ini

Juli 2, 2022
Cara Gampang Mengungkapkan Perasaan Kepada Wanita Yang Kamu Sukai
GAYA HIDUP

Cara Gampang Mengungkapkan Perasaan Kepada Wanita Yang Kamu Sukai

Juli 2, 2022
Tanda Wanita Yang Memendam Perasaan Cinta
GAYA HIDUP

Tanda Wanita Yang Memendam Perasaan Cinta

Juli 2, 2022
Hal Yang Membuat Hati Wanita Menjadi Sakit Hati
GAYA HIDUP

Hal Yang Membuat Hati Wanita Menjadi Sakit Hati

Juli 2, 2022
Next Post
Dugaan Pelecehan Seksual Terjadi di KPI, Komnas HAM Terima Pengaduan Korban

Dugaan Pelecehan Seksual Terjadi di KPI, Komnas HAM Terima Pengaduan Korban

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

POPULAR NEWS

Apakah Ada Khasiat Mandi Bersama Anak

Apakah Ada Khasiat Mandi Bersama Anak

Desember 23, 2021
Resep Makanan Dimusim Hujan Agar Badan Hangat

Tips Makanan Mencegah Penuaan Diri Diusia Tua

April 27, 2022

Why the next 10 years of hot songs will smash the last 10

Desember 19, 2015
Deretan Idol K-Pop Siap Comeback di Bulan September

Deretan Idol K-Pop Siap Comeback di Bulan September

September 7, 2021
Pilihan Aplikasi Karaoke Terbaik yang Mampu Bikin Kamu Rileks

Pilihan Aplikasi Karaoke Terbaik yang Mampu Bikin Kamu Rileks

Oktober 20, 2021

EDITOR'S PICK

6 Bentuk Pemerkosaan dalam Pernikahan, Penting untuk Diketahui!

6 Bentuk Pemerkosaan dalam Pernikahan, Penting untuk Diketahui!

September 10, 2021
Mengenalkan Dunia Kerja Pada Anak

Mengenalkan Dunia Kerja Pada Anak

Januari 13, 2022
Tips Mengatasi Rambut Gatal Pada Wanita Berhijab

Tips Mengatasi Rambut Gatal Pada Wanita Berhijab

Januari 24, 2022
Primo, penyanyi solo asal Bali, siap hijrah ke Jakarta

Primo, penyanyi solo asal Bali, siap hijrah ke Jakarta

Mei 28, 2022
Wanita Indonesia

@ 2022 WANITAINDONESIA.CO

Menu

  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX

@ 2022 WANITAINDONESIA.CO