Rabu 14 Mei 2025
Wanita Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX
No Result
View All Result
Wanita Indonesia
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Morning News
Home GAYA HIDUP

Didepan 300 Mahasiswa, Unilever Indonesia : Tolerance is Key

jam by jam
Juli 2, 2022
0
Didepan 300 Mahasiswa, Unilever Indonesia : Tolerance is Key

wanitaindonesia.co, Jakarta – Bekerja sama dengan Campus Marketeers Club, PT Unilever Indonesia, Tbk menyelenggarakan webinar bertajuk “Creating Positive Vibes at Work: Tolerance is Key” melibatkan lebih dari 300 mahasiswa dari berbagai wilayah Indonesia. Webinar ini membekali para mahasiswa dengan kesadaran mengenai isu yang harus mereka prioritaskan saat mulai memasuki lapangan kerja nanti, yaitu pentingnya bekerja di dalam lingkungan yang memiliki vibes positif dengan mengedepankan nilai-nilai kesetaraan, keberagaman dan inklusivitas.

Kristy Nelwan, Head of Communication Unilever Indonesia menyampaikan, “Sejalan dengan strategi ‘The Unilever Compass’, Unilever berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif. Komitmen ini diwujudkan melalui berbagai upaya dan langkah nyata untuk turut berpartisipasi menegakkan kesetaraan, keberagaman dan inklusivitas di lingkungan tempat kami beroperasi.

READ ALSO

Ratu Ratna Ajak Masyarakat Lawan Polarisasi Politik

Di Mommy and Me 2022 Ada Stroller Magicfold dan Bonikka !

Bagi Unilever Indonesia, ada Equity, Diversity, and Inclusion Board yang bertugas menjalankan dan memonitor berbagai upaya Perusahaan seperti misalnya webinar hari ini yang bertujuan agar para mahasiswa selaku Gen Z—yang akan mendominasi angkatan kerja di masa depan—untuk semakin peka dan berani mengambil aksi nyata menindaklanjuti segala bentuk intoleransi yang mungkin mereka hadapi nanti.”

Tara de Thouars, BA, M. Psi. selaku Psikolog Klinis Dewasa menanggapi, “Gen Z adalah generasi yang sangat terbuka dengan perbedaan. Penelitian McKinsey&Company menunjukkan beberapa kategori perilaku Gen Z yang membedakannya dengan generasi-generasi sebelumnya. Salah satunya adalah Undefined ID, dimana generasi ini menghargai setiap individu tanpa memberi label tertentu dan memiliki keterbukaan yang besar untuk memahami keunikan tiap individu. Perilaku ini tentunya akan turut mempengaruhi mereka saat mencari pekerjaan.”

Sebuah studi yang dilakukan oleh Randstad Workmonitor tahun 2022 menunjukkan 41% dari Gen Z yang tersebar di wilayah Eropa, Asia Pasifik dan Amerika lebih memilih menganggur dibandingkan tidak bahagia di tempat kerja. Terlihat pula bahwa salah satu tolok ukur dari kebahagiaan bagi Gen Z adalah betapa prinsip keseteraan, keberagaman dan inklusivitas dapat ditegakkan di tempat kerja, dimana 41% responden mengaku tidak akan memilih tempat kerja yang tidak mempromosikan keragaman dan inklusivitas. Hal ini menjadi sebuah tantangan sekaligus peluang bagi para perusahaan saat mereka mengakuisisi talenta baru, yaitu bagaimana toleransi dapat dibangun menjadi sebuah budaya di setiap level organisasi.

Nyatanya, salah satu bentuk intoleransi yang masih kerap terjadi adalah workplace bullying, yaitu serangkaian perilaku yang dilakukan secara sengaja dan berulang untuk mengintimidasi, menjatuhkan atau menyakiti orang lain di tempat kerja. Contohnya kekerasan fisik, verbal, pengucilan/pemboikotan, sabotase pekerjaan, dan lainnya. Workplace bullying bisa dilakukan secara langsung, maupun secara online (via telepon, atau cyberbullying).

Tindakan ini melibatkan tiga pihak, pertama adalah pelaku, yang kebanyakan menyerang titik lemah target agar mereka terlihat berkuasa sehingga menutupi ketidakmampuan atau ketidakpuasan dalam dirinya. Kemudian target, yang secara sengaja dan berulang dipermalukan sehingga berpotensi mengalami berbagai efek psikologis yang mengganggu keseharian dan produktivitas. Ketiga adalah saksi, yang tanpa pemahaman yang cukup mengenai cara menghadapi situasi workplace bullying, seringkali hanya berdiam diri. Padahal, saksi memiliki peranan yang sangat penting untuk mengintervensi perilaku tidak menyenangkan tersebut.

Tara kemudian berbagi tips untuk menghadapi workplace bullying: Tetap tenang. Pelaku bullying seringkali ingin memancing reaksi dan merasa senang bila target menunjukkan rasa kesal atau terluka karena tindakan mereka. Latih diri untuk memiliki batasan emosional yang sehat sehingga kita tidak bereaksi dan merasa buruk terhadap diri sendiri.

Atasi masalah secara langsung. Coba bicara dan tegaskan pendapat atau perasaan kamu saat berkomunikasi dengan pelaku.

Laporkan pada atasan atau HRD. Lakukan dengan komunikasi yang tepat sehingga mereka dapat membantu mencari jalan keluar terbaik.

Dokumentasikan. Catat jam, lokasi, hingga siapa saja yang berada di dekat kamu saat peristiwa itu terjadi sehingga dapat membantu saat kita ingin melaporkan perlakuan tersebut.

Jangan ragu untuk berbicara dengan orang lain. Baik itu dengan rekan kerja, sahabat, atau terapis jika perlu, hal ini dapat membantu kita mengatasi efek bullying yang dirasakan.

Jaga rasa percaya diri dan pikiran positif. Bullying tidak merepresentasikan isu tentang targetnya, tapi merepresentasikan isu tentang pelakunya. Seringkali terget jadi merasa diri kurang, buruk, jelek. Padahal, its not about the victim, its about the perpetrator.

Selain itu, seorang karyawan juga harus percaya bahwa mereka terlindung di bawah perusahaan yang memiliki kebijakan kuat terhadap segala bentuk diskriminasi dan bullying. Untuk itu, sangat penting bagi seorang calon karyawan untuk memastikan bahwa mereka memilih perusahaan yang berpihak pada kesetaraan, keberagaman dan inklusivitas.

Kristy berbagi, “Sebagai perusahaan yang memiliki zero tolerance terhadap workplace bullying, Unilever Indonesia menindak tegas perilaku langsung mapupun tidak langsung yang menyinggung, mengintimidasi, atau menghina – termasuk segala bentuk pelecehan atau bullying, baik antar individu ataupun kolektif. Kebijakan ini diatur dalam kode etik berbisnis yang dinamakan Respect, Dignity & Fair Treatment (RDFT), berlandaskan kepercayaan bahwa bisnis hanya dapat berkembang di tengah masyarakat di mana hak asasi manusia dihormati, dijunjung tinggi dan dikedepankan.”

Terkait aksi workplace bullying, Unilever Indonesia memiliki jalur pengaduan khusus yang disebut Speak-Up Channel, sebuah Whistleblower System dengan jaminan kerahasiaan penuh sebagai salah satu sarana bagi karyawan untuk menyampaikan adanya penyimpangan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku. Perusahaan juga aktif mendorong karyawan untuk bertanggung jawab dan berinisiatif jika melihat potensi pelanggaran.

“Kami harap berbagai insights yang dibagikan dalam webinar ini dapat membekali adik-adik mahasiswa maupun mereka yang sudah meniti karir dengan pengetahuan dan kemampuan untuk memilih dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih toleran, setara dan inklusif di masa depan. Selain itu, semoga program seperti ini juga dapat terus menginspirasi sebanyak mungkin perusahaan maupun organisasi untuk memperkuat kebijakan-kebijakan yang berpihak pada kesetaraan, keberagaman dan inklusivitas,” tutup Kristy. (wib)

Tags: Campus Marketeers ClubPT Unilever IndonesiaTbkTolerance is Key

Related Posts

Ratu Ratna Ajak Masyarakat Lawan Polarisasi Politik
WANITA HEBAT

Ratu Ratna Ajak Masyarakat Lawan Polarisasi Politik

Juli 3, 2022
Di Mommy and Me 2022 Ada Stroller Magicfold dan Bonikka !
GAYA HIDUP

Di Mommy and Me 2022 Ada Stroller Magicfold dan Bonikka !

Juli 2, 2022
Mommy N Me Dibuka hari ini
GAYA HIDUP

Mommy N Me Dibuka hari ini

Juli 2, 2022
Cara Gampang Mengungkapkan Perasaan Kepada Wanita Yang Kamu Sukai
GAYA HIDUP

Cara Gampang Mengungkapkan Perasaan Kepada Wanita Yang Kamu Sukai

Juli 2, 2022
Tanda Wanita Yang Memendam Perasaan Cinta
GAYA HIDUP

Tanda Wanita Yang Memendam Perasaan Cinta

Juli 2, 2022
Hal Yang Membuat Hati Wanita Menjadi Sakit Hati
GAYA HIDUP

Hal Yang Membuat Hati Wanita Menjadi Sakit Hati

Juli 2, 2022
Next Post
Ratu Ratna Ajak Masyarakat Lawan Polarisasi Politik

Ratu Ratna Ajak Masyarakat Lawan Polarisasi Politik

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

POPULAR NEWS

Apakah Ada Khasiat Mandi Bersama Anak

Apakah Ada Khasiat Mandi Bersama Anak

Desember 23, 2021
Resep Makanan Dimusim Hujan Agar Badan Hangat

Tips Makanan Mencegah Penuaan Diri Diusia Tua

April 27, 2022

Why the next 10 years of hot songs will smash the last 10

Desember 19, 2015
Deretan Idol K-Pop Siap Comeback di Bulan September

Deretan Idol K-Pop Siap Comeback di Bulan September

September 7, 2021
Pilihan Aplikasi Karaoke Terbaik yang Mampu Bikin Kamu Rileks

Pilihan Aplikasi Karaoke Terbaik yang Mampu Bikin Kamu Rileks

Oktober 20, 2021

EDITOR'S PICK

Resep Fuyunghai Udang Ayam

Resep Fuyunghai Udang Ayam

Februari 12, 2022

Satay Western ‘Marlina the Murderer’ to represent Indonesia at the Oscars

April 18, 2022
Fientje Maritje Suebu Kartini Papua untuk Selandia Baru

Fientje Maritje Suebu Kartini Papua untuk Selandia Baru

Januari 13, 2022
Usia 5 Tahun, Harper MT Haryono Beri Kejutan Menarik ‘Fivevorite Staycation’ Untuk Berlibur Bersama Keluarg

Usia 5 Tahun, Harper MT Haryono Beri Kejutan Menarik ‘Fivevorite Staycation’ Untuk Berlibur Bersama Keluarg

Desember 3, 2021
Wanita Indonesia

@ 2022 WANITAINDONESIA.CO

Menu

  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX

@ 2022 WANITAINDONESIA.CO