WanitaIndonesia.co, Jakarta – Anggota tim Satuan Tugas Penanganan untuk Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro membawa kabar terbaru seputar upaya pencegahan virus Covid-19.
Tampil enerjik kala bertemu dengan rekan media pada acara peluncuran Avitex Cat Anti Viruz, ia mengingatkan tren penderita Covid-19 di Indonesia cenderung naik, karena mengendurnya prokes yang dilakukan masyarakat, serta hadirnya varian virus baru.
dr Reisa menyinggung upaya komprehensif yang bisa dilakukan oleh kaum ibu guna memutus mata rantai penularan dari rumah.
Pada kesempatan ini, WanitaIndonesia.co menanyakan kiprahnya sebagai ibu, serta antisipasi penularan dari rumah.
Walau sudah beralih dari hidup bersama pandemi ke hidup dengan endemi, dalam seminggu kasus penularan baru
naik begitu tinggi. Apa sih penyebabnya?
dr Reisa :
Perlu diingat, hadirnya pelonggaran berkegiatan dari pembatasan selama dua tahun itu, bukan berarti kita sudah bebas dari Covid-19. Varian baru hasil dari mutasi virus Covid-19 selalu hadir. Sekarang muncul BA. 4 dan BA. 5 yang lebih cepat penularannya.
Namun, apapun varian virusnya, pencegahannya tetap sama yaitu vaksinasi lengkap dan prokes ketat!
Saya melihat euforia masyarakat yang kembali ke kebiasaan awal, berkerumun, makan sambil berbincang-buncang tanpa jaga jarak, malas menggunakan masker, enggan membersihkan tangan dengan benar. Ditambah kemarin usai libur Lebaran, serta hal-hal lain yang memungkinkan tren Covid-19 naik kembali.
Ingat, pandemi belum berakhir. Dunia masih sibuk berjibaku melawan virus Covid-19.
Obatnya pun belum ditemukan, jadi saya selalu mengingatkan masyarakat, khususnya kaum ibu untuk mendisiplinkan diri dan keluarganya dengan tetap melakukan prokes ketat.
Ada kabar terbaru apa seputar Covid-19 yang berkaitan dengan rumah tangga Indonesia?
dr Reisa : Disayangkan masih banyak kaum ibu yang abai, bahkan belum mengetahui bahwa dinding merupakan salah satu media yang digemari virus dan bakteri untuk berkembang biak.
Utamanya virus Covid-19 yang bisa hidup selama 4 hari pada dinding rumah. Juga beragam virus lain seperti Influenza, Coxsackievirus, serta 10 bakteri patogenik, salah satunya penyebab penyakit TBC.
Virus Covid-19 dan bakteri TB dapat mudah menyebar di rumah melalui droplet,
saat penderita batuk, berbicara, bersin, tertawa, atau bernyanyi yang terpapar ke dinding rumah.
Selain itu, dinding rumah juga dapat memengaruhi kualitas udara dalam rumah karena polutan beracun, yang ditemui pada cat pelapis dinding yang tidak berkualitas. Zat tersebut dapat menyebabkan alergi, iritasi saluran pernafasan hingga kanker.
Tak jarang interaksi, serta aktivitas dengan memegang dinding oleh anak-anak dan orang dewasa dapat menjadi media penularan virus dan bakteri.
Saya tertarik dengan teknologi produk cat inovatif Avitex Anti Viruz yang mampu membunuh virus Covid-19, juga beragam virus lainnya dari inovasi yang mereka lakukan yang telah melalui sejumlah riset, penelitian, pengembangan dan pengujian produk, serta tersertifikasi oleh lembaga-lembaga berkompeten dunia.
Upaya dan langkah-langkah apa sajakah untuk mengantisipasi penularan virus Covid-19 serta penyakit lain melalui tembok atau dinding rumah?
dr Reisa :
“Saat ini saya tengah menyelesaikan pembangunan rumah dan berencana pindah ke rumah baru.
Saya memiliki dua orang anak dalam taraf tumbuh kembang. Membersamai segala aktivitas mereka, saya perlu menyediakan area dinding yang khusus menjadi media mereka kala bermain, menuangkan imajinasi. Anak sulung saya Rara (Ara) gemar melukis dinding dengan beragam obyek favoritnya, sedangkan adiknya Satriyo (Iyo) senang menempel beragam stiker menjadi unsur dekoratif menarik.
Tentunya interaksi kedua buah hati saya harus didukung oleh aspek keamanan dinding rumah dari virus, bakteri serta kuman. Hal ini menjadi konsen utama saya untuk selalu memperhatikan aspek kebersihan dan perawatan. Utamanya menggunakan cat dinding yang terbukti ampuh untuk melawan virus dan bakteri. Selain bersih, dinding rumah harus bebas dari virus dan bakteri.” (RP).
