wanitaindonesia.co – Plant-based meat mulai jadi terminologi yang tak asing di kaum urban, termasuk mereka yang di Jakarta.
Sebelum gaya hidup sehat merebak, sayuran menjadi menu mereka yang perlu bergeser karena kesehatan dan didominasi usia lanjut. Kini gaya hidup melahirkan plant-based meat. Tanpa perlu didesak saran dokter, anak muda punya keleluasaan tetap menikmati comfort food, namun dengan penggantian dagingnya. Demografi makanan sehat menjadi luas. Plant-based burger, plant-based steak, atau satai plant-based mengisi piring makan mereka yang beralih vegan karena ingin punya impact pada lingkungan.
Beyond Meat menjadi salah satu produsen terbesar plant-based meat di AS. Produknya memasok ke supermarket dan fast food chain seperti McDonalds.
Mengapa pendirinya, Ethan Brown, beralih vegan? Ini kutipan wawancaranya dengan The New York Times.
Kenapa menjadi vegan?
Ayah saya besar di daerah pinggiran, kota kecil. Sementara ibu saya dari kota besar New York. Untuk mengompensasinya, kita semua tinggal di NY, tapi memutuskan untuk punya tanah pertanian di daerah pinggiran. Jadi, selepas kerja, tiap weekend ayah bakal balik ke pertanian.
Berada dekat alam dan binatang bikin saya kagum dengan sisi kehidupan ini. Makin dewasa, saya sering ‘bingung’ antara anjing peliharaan saya dan babi di pertanian kami, ha.. ha.. Dari situ, keinginan untuk jadi vegan muncul.
Manusia adalah omnivor. Kita berevolusi dengan memakan binatang.
Kamu dapat bicara panjang lebar tentang mengapa hal itu masuk ke logika. Semua di rantai binatang melakukan ini. Tapi, ada hal yang tak bisa dihindari, bahwa kita menyebabkan rasa sakit. Itu dia, bedanya kita dengan binatang adalah kita memahami konsekuensinya.
Apa yang akhirnya bikin Anda memulai perusahaan ini?
Saya mulai memperhatikan isu perubahan iklim. Selepas kuliah, saya ngobrol serius dengan ayah, tentang apa yang perlu jadi fokus saya.
Ketika dia bertanya masalah terbesar Bumi, tentu saja saya menjawab tentang perubahan iklim. Saya sempat bekerja untuk perusahaan bahan bakar, dan hepi. Tapi, setelah saya mulai memahami implikasi gas emisi dari industri-industri, salah satunay industri peternakan, saya berpikir adakah hal distruptif yang bisa saya lakukan.
Sebagai manusia, kita cukup fokus ke satu hal, yakni mengubah protein yang dimakan. Impact-nya berpengaruh ke empat isu global: Prubahan iklim, persediaan alam, kesejahteraan hewan, dan kesehatan manusia.
Dok.Shutterstock
Dimana letak lebih sehatnya Beyond Burger dibanding hamburger?
Profesor di Stanford School of Medicine melakukan studi perbandingan antar manusia yang makan 3 porsi daging selama 8 minggu, dan lalu berpindah ke pola 3 porsi plant-based meat ke 8 minggu selanjutnya.
Hasilnya luar biasa. Terjadi penuruan LDL cholesterol, yang adalah kolestrol jahat. Indikator kedua adalah TMAO, yang adalah compound yang terbentuk di pencernaan yang berhubungan dekat dengan penyakit jantung. Secara klinis, terjadi penurunan pada tingkat TMAO. Kami ingin mendapatkan data yang lebih besar, melalui populasi yang lebih banyak.
Kami juga menekankan ke publik tentang kebersihan tempat produksi kami. Mau datang kapanpun, ketuk saja pintu kami, dan saya akan ajak tur. Ini tidak bisa Anda lakukan ke fasilitas pemrosesan daging.
Kalau dilihat gaya marketing Anda, tidak menekankan pada isu perubahan iklim.
Memang. Saya menciptakan produk yang bisa membuat penikmatnya merasa lebih baik, itu dulu. Impact-nya , tentu membawa kebaikan bagi Bumi. Saya enggak mau mengharuskan mereka makan ini dengan pesan tajam menyelamatkan bumi.
Positioning Presiden Jimmy Carter dulu, ketika mengajak kita menghemat energi adalah dengan naik bis. Sementara Elon Musk, mengajak orang pakai Tesla karena ini mobil yang keren.
Jadi, ini masalah mengajak orang mengonsumsi produk dengan pendekatan bahwa produk ini bisa membuat mereka merasa lebih baik. Terlihat lebih baik, dan punya kesehatan yang baik. Ya, dengan bonus halo effect-nya adalah meyelamatkan bumi, persediaan alam, dan kesejahteraan hewan. Mengajak orang makan plant-based karena alasan perubahan iklim itu rada susah.
Ada beberapa pemberitaan tentang mempatenkan produk Anda. Apakah berarti akan ada ketegori lain di Beyond Meat? Misalnya Beyond Tuna, Beyond Shrimp, dan Beyond Crab…
Saya tidak bisa bicara lebih banyak dulu, dan ya saya membaca berita-berita itu. Tapi, sesaat mulai berpikir tentang sumber protein yang tak perlu dari binatang, kita bisa memperlebarnya. Potensinya besar. (f)