Wanitaindonesia.co – Pada 25 September 2021 ini Kota Bandung akan berusia 211 tahun. Sejak berdiri, Kota Bandung sudah dikenal sebagai kota yang menjunjungi tinggi toleransi. Warganya amat menghormati perbedaan suku, agama, ras, dan antar golongan. Sehingga tak heran jika banyak rumah ibadah dari beragam agama berdiri di Kota Bandung.
Selanjutnya ini sejumlah tempat ibadah tertua di Kota Bandung yang disarikan dari sejumlah sumber:
1. Masjid Mungsolkanas
Untuk sebagian besar orang mungkin akan berpikir bila Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat yang posisinya bersebelahan dengan Alun- alun Bandung atau Masjid Cipaganti merupakan masjid tertua di Kota Bandung Tetapi tahukah anda bila masjid trtua di Kota Bandung adalah Masjid Mungsolkanas Nama unik ini merupakan pemberian Mama Aden atau R. Suradimadja alias Abdurohim. Masjid Mungsolkanas terletak di Jalur Cihampelas 61/ 35B RT 02/ RW05.
Mungsolkanas merupakan singkatan dari“ Mangga Urang Solawat ka Nabi SAW( ayo kita solawat ke nabi SAW)”. Singkatan itu diambil dari filosofi doa di dalam kitab Tankibulkaul yang mengandung arti bahwa setiap orang yang membaca serta mengamalkan solawat Nabi SAW insya Allah doanya terkabul. Masjid Mungsolkanas berdiri pada 1869. Awalnya hanya berupa tajug sederhana. Bentuk bangunannya berupa kobong serta panggungnya terbuat dari bilik. Dalam sejumlah catatan, bangunan masjid ini didirikan di atas lahan yang diwakafkan oleh Nenek Zakaria yang bernama Lantenas, janda dari R. Suradipura, Camat Lengkong Sukabumi yang wafat pada 1869.
Perbaikan besar- besaran Masjid Mungsolkanas berlangsung pada tahun 1994. Saat ini Masjid Mungsolkanas masih dikunjungi banyak jamaah. Di saat Ramadan, masjid ini pula mempunyai beragam aktivitas.
2. Gereja Katedral Santo Petrus
Gereja Katedral Santo Petrus berdiri pada tahun 1895. Gereja ini dibangun oleh arsitektur bernama C. P. Wolff Schoemaker. Sampai saat ini Gereja Katedral Santo Petrus masih berdiri gagah di Jalan Merdeka No. 14, Babakan Ciamis, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.
Pada awal mula berdirinya gereja ini sempat diberi nama St Franciscus Regis. Pada saat itu juga gereja ini hanya memiliki 280 jemaat saja. Baru setelah Bandung mendapat status sebagai kotamadya, kemudian gereja ini dibentuk kembali serta diberi sebutan Gereja Katedral Santo Petrus serta dapat menampung 1800 jemaat.
Mengangkat gaya arsitektur neo- gothic akhir, membuat gereja ini bak bangunan kuno di tengah kota Bandung.
3. Gereja Bethel
Gereja Bethel Bandung terletak di Jalan Wastukancana, Bandung. Ini merupakan gereja Protestan yang pertama kali dibangun di Kota Bandung, yakni pada Mei 1924, di atas lahan seluas 3. 278 m persegi. Sekitar 9 bulan kemudian, pembangunan gereja selesai serta diresmikan pada 1 Maret 1925. Gereja seluas 432 m persegi ini sanggup menampung 500 jemaah.
Sebagai gedung publik utama pada era itu, gereja didirikan berdampingan dengan gedung balai kota, Bank Java, serta Gereja Santo Petrus di kawasan pusat pemerintahan. Gedung bergaya klasik modern ini didesain oleh arsitek Ir CP Wolff Schoemaker yang juga merancang Gereja Katedral Santo Petrus. Merunut sejarahnya, Gereja Bethel bercikal bakal dari rumah ibadat sederhana yang dibangun akhir 1800- an.
Pemberitaan Injil di wilayah Priangan dimulai pada 1856 dengan pendirian rumah ibadat di pusat- pusat keresidenan. Pendeta pertama yang ditugaskan di Bandung adalah Ds FJN Brouwer( 1885- 1886). Nama Bethel baru dipakai tahun 1964. Nama yang merujuk pada Kitab Kejadian ini bermakna rumah Tuhan atau pintu gerbang surga.
4. Vihara Satya Budhi
Kelenteng atau Vihara Satya Budhi terletak di Jalan Kelenteng Bandung. Satya Budhi merupakan kelenteng tertua di kota Bandung. Diresmikan pada 1855 dengan nama Hiap Thian Kong yang berarti Istana Para Dewa. Pada 1965, penggunaan nama Tionghoa dilarang di Indonesia karena itulah Hiap Thian Kong berganti nama jadi Vihara Satya Budhi.
Tidak hanya itu pemakaian kata kelenteng diganti menjadi vihara kebijakan pemerintah saat itu tidak mengakui agama Konghucu. Tetapi saat ini, Vihara Satya Budhi jadi tempat ibadat 3 agama, yakni Tao, Konghucu, serta Buddha.
5. Pura Wira Satya Dharma
Pura Wira Satya Dharma berdiri sejak 10 Juni 1995. Pada tanggal itu dilaksanakan acara melaspas Agung Pura Wira Satya Dharma yang bertepatan dengan Hari Raya Kuningan 1.
Latar belakang didirikannya pura ini karena pada tahun 1990an jumlah pemeluk Hindu di Kota Bandung bertambah, baik itu mahasiswa, pegawai pemerintahan, TNI, pegawai swasta, dan lain- lain.
Oleh karna itu dibangunlah sebuah pura yang bernama Pura Wira Satya Dharma di kesatuan Yon Zipur 9. Sebelum dibangun Pura umat Hindu yang terletak di Kesatuan Yon Zipur 9, umat Hindu Kota Bandung melakukan persembahyangan di Pura Wira Loka Natha Kota Cimahi. (vay)