Jumat 20 Juni 2025
Wanita Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX
No Result
View All Result
Wanita Indonesia
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Morning News
Home GAYA HIDUP

Janda Bolong, Stereotype Pada Janda Atas Tanaman Monstera

redaksi by redaksi
September 23, 2021
0
Janda Bolong, Stereotype Pada Janda Atas Tanaman Monstera

Tanaman Janda Bolong

READ ALSO

Didepan 300 Mahasiswa, Unilever Indonesia : Tolerance is Key

Di Mommy and Me 2022 Ada Stroller Magicfold dan Bonikka !

wanitaindonesia.co – Mungkin masyarakat yang pertamakali menemukan tanaman Monstera tidak akan paham jika tiba-tiba tanaman temuannya ini, di Indonesia diubah namanya menjadi tanaman Janda Bolong. Seperti teman saya bilang: mengapa pakai nama janda?Bukankah sebutan ini membuat stereotyping terhadap janda makin menjadi-jadi?

Siapa yang sekarang-sekarang ini tidak tahu ‘Janda Bolong’?  Janda bolong adalah nama beken  dari Monstera Adansonii, tanaman asal Amerika Tropis yang sedang naik daun di tengah pandemi Covid-19 ini. Harganya bisa sampai Rp. 100 juta, atau 1 daunnya dihargai Rp. 15 juta.

CNNIndonesia.com menulis, peneliti LIPI Yuzammi menjelaskan, Monstera merupakan tanaman dari suku Araceae atau talas-talasan. Lebih spesifik, tanaman ini masuk dalam marga Monstera, tanaman yang berasal dari Amerika Tropis sama halnya dengan Anthurium dan Philodendron.

Dari sejumlah sumber, menurut Yuzammi, nama janda bolong berasal dari bahasa Jawa. Karakteristik daun Monstera adansonii yang bolong membuat masyarakat Jawa menyebutnya dengan ron phodo bolong yang berarti daun pada bolong.

Sejumlah media menulis, selain karena bentuknya yang unik, popularitas tanaman rambat ini pun dipicu oleh julukannya sebagai si ‘Janda Bolong’, padahal sebelumnya tanaman ini cukup dikenal dengan sebutan monstera atau The Swiss Cheese.

Julukan The Swiss Cheese lahir karena bentuk daun tanaman ini yang berlubang menyerupai keju Swiss. Lantas, mengapa di Indonesia disebut sebagai Janda Bolong? Jika tanamannya lebar dan berlubang, kenapa tidak dinamai dengan tanaman kuping karena bentuknya lebih mirip kuping? Apa kemiripan tanaman ini dengan janda? Lalu, apakah janda adalah sosok yang ‘bolong’?

Ada yang menyatakan bahwa penyebutan Janda Bolong berasal dari Bahasa Jawa ‘ron phodo bolong’ (daun pada bolong), yang jika sekilas bisa saja terdengar sebagai ‘rondho bolong’ (janda bolong). Walaupun belum ada yang bisa menjelaskan kapan istilah janda ini menurun pada tanaman. Ada yang mengatakan pakai nama janda biar mudah diingat, lebih beken dan menjadi laku. Padahal disinilah biang persoalannya.

Jika kita lihat, lahirnya istilah Janda Bolong sangat erat kaitannya dengan citra yang melekat pada janda dalam pandangan masyarakat Indonesia.

Merujuk pada KBBI, istilah ‘janda’ berarti perempuan yang tidak bersuami lagi karena bercerai ataupun karena ditinggal mati suaminya; sedangkan ‘bolong’ berarti ‘lubang tembus’. Dalam pemaknaan lain, kata ‘bolong’ sering melekat dengan hal-hal negatif atau sebutan bagi hal-hal yang kondisinya kurang baik, contohnya jalan raya yang bolong artinya rusak, kinerja pemerintah yang bolong berarti kinerja yang tidak baik, sundel bolong artinya hantu perempuan yang semasa hidupnya dicap tidak baik, dan sebagainya. Maka dari itu, kata Janda Bolong juga bisa jadi sangat dekat dengan konotasi negatif seorang Janda.

Mencuatnya istilah Janda Bolong, merupakan gambaran banyaknya stigma (cap negatif) masyarakat terhadap kaum janda. Di negara Indonesia yang masih timpang gender ini, perempuan akan dianggap sebagai sosok baik-baik ketika memiliki siklus hidup ideal menurut pandangan masyarakat, yakni menikah, memiliki seorang suami, menjadi ibu rumah tangga, dan membesarkan anak-anaknya.

Dalam pandangan patriarki, laki-laki dianggap sebagai kelompok yang lebih kuat, sehingga kehadiran sosok suami dalam keluarga dipandang sebagai suatu keharusan. Suami pun dianggap sebagai penjaga yang erat kaitannya dengan stigma perempuan penggoda. Maka dari itu, ketika perempuan memilih untuk menjadi janda, ia dianggap tidak memenuhi kriteria sebagai perempuan ideal. Pilihan bercerai dianggap sebagai aib seorang perempuan, yang kemudian melekatkannya dengan citra perempuan tidak baik.

Ketika mendengar kata ‘janda’ sebagian masyarakat mungkin akan langsung berasumsi negatif. Hal itu berbeda dengan duda yang martabatnya tetap dipandang tinggi. Duda seringkali dianggap sebagai sosok laki-laki yang sudah lebih dewasa, mapan, dan berpengalaman.

Janda kerapkali dianggap sebagai sosok yang tidak sempurna, kelompok lemah. Lebih jauh dari itu, dalam budaya patriarki, masyarakat pun cenderung menjadi misoginis atau memiliki kebencian terhadap perempuan.

Ketika perempuan memilih untuk bercerai, masyarakat kerap menjatuhkan kesalahan pada perempuan tersebut. Setelah menjadi janda, seorang perempuan seringkali dianggap sebagai sosok tidak benar, tidak patuh, pembawa penyakit, bukan perempuan baik-baik, perempuan nakal bahkan dicap sebagai perempuan penggoda.

Atas hal-hal itu, istilah janda sering menjadi bahan olok-olok bahkan seorang janda pun sering digoda dan dilecehkan. Contohnya istilah ‘janda gatel’, ‘janda pelakor (perebut laki orang)’, dan lain-lain. Berbeda dengan duda yang mendapat julukan yang sama sekali tidak merendahkan, misalnya ‘duren (duda keren)’, dan ‘durensawit (duda keren sarang duit)’.

Tak cukup dengan istilah Janda Bolong, meniru kejayaannya, kini muncul istilah-istlah baru untuk menyebut tanaman hias lainnya, seperti  ‘jamis (janda miskin)’, ‘jalak (janda galak)’, ‘jamur (janda di bawah umur)’, ‘jago (janda goyang)’, ‘jadul (janda mandul)’, dan lain-lain. Bahkan, selain tanaman pun, banyak pula brand yang menggunakan istilah ‘janda’ untuk  menjual produknya. Hal itu dibahas oleh Co-founder komunitas Save Janda dalam Fajar.co.id (2020) yang mengemukakan bahwa ‘janda’ seolah menjadi kata sakti agar dapat meraih popularitas dari penghuni dunia maya.

‘Ketertarikan’ masyarakat terhadap kata ‘janda’ menjadi bukti masih tingginya stigma terhadap kaum janda di Indonesia yang disematkan pada tanaman. Kita semua harus menyadari bahwa semakin banyak dan tersohornya istilah-istilah tersebut, maka stigma negatif terhadap janda akan semakin mengakar, dan akan membebani, merugikan, bahkan menghancurkan kehidupan perempuan janda.

Lalu mengapa orang senang menyematkan istilahnya janda pada tanaman ini? Apakah karena sebutan janda ini beken dan agar tanaman cepat laku? Sekali lagi, disinilah titik persolannya. Ini sama saja dengan memberikan atribusi, namun bernada melecehkan.

Tags: janda bolongstereotype

Related Posts

Didepan 300 Mahasiswa, Unilever Indonesia : Tolerance is Key
GAYA HIDUP

Didepan 300 Mahasiswa, Unilever Indonesia : Tolerance is Key

Juli 2, 2022
Di Mommy and Me 2022 Ada Stroller Magicfold dan Bonikka !
GAYA HIDUP

Di Mommy and Me 2022 Ada Stroller Magicfold dan Bonikka !

Juli 2, 2022
Mommy N Me Dibuka hari ini
GAYA HIDUP

Mommy N Me Dibuka hari ini

Juli 2, 2022
Cara Gampang Mengungkapkan Perasaan Kepada Wanita Yang Kamu Sukai
GAYA HIDUP

Cara Gampang Mengungkapkan Perasaan Kepada Wanita Yang Kamu Sukai

Juli 2, 2022
Tanda Wanita Yang Memendam Perasaan Cinta
GAYA HIDUP

Tanda Wanita Yang Memendam Perasaan Cinta

Juli 2, 2022
Hal Yang Membuat Hati Wanita Menjadi Sakit Hati
GAYA HIDUP

Hal Yang Membuat Hati Wanita Menjadi Sakit Hati

Juli 2, 2022
Next Post
Potensi Bisnis Aromaterapi

Potensi Bisnis Aromaterapi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

POPULAR NEWS

Apakah Ada Khasiat Mandi Bersama Anak

Apakah Ada Khasiat Mandi Bersama Anak

Desember 23, 2021
Resep Makanan Dimusim Hujan Agar Badan Hangat

Tips Makanan Mencegah Penuaan Diri Diusia Tua

April 27, 2022

Why the next 10 years of hot songs will smash the last 10

Desember 19, 2015
Deretan Idol K-Pop Siap Comeback di Bulan September

Deretan Idol K-Pop Siap Comeback di Bulan September

September 7, 2021
Pilihan Aplikasi Karaoke Terbaik yang Mampu Bikin Kamu Rileks

Pilihan Aplikasi Karaoke Terbaik yang Mampu Bikin Kamu Rileks

Oktober 20, 2021

EDITOR'S PICK

Area Pribadi Mama di Rumah

Area Pribadi Mama di Rumah

September 20, 2021

Cold-Pressed Oatmilk Bahan Alami

Maret 6, 2022
Saran Novel Baik dari Pengarang Korea Selatan

Saran Novel Baik dari Pengarang Korea Selatan

Desember 16, 2021
Niagahoster: Asynchronous Communication Lebih Efektif di Era New Normal

Niagahoster: Asynchronous Communication Lebih Efektif di Era New Normal

Januari 24, 2022
Wanita Indonesia

@ 2022 WANITAINDONESIA.CO

Menu

  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX

@ 2022 WANITAINDONESIA.CO