Sabtu 21 Juni 2025
Wanita Indonesia
Advertisement
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX
No Result
View All Result
Wanita Indonesia
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Morning News
Home GAYA HIDUP

Jangan Glorifikasi Kesehatan Mental Dan Menjadikannya “Kartu As” Mangkir dari Kesalahan

redaksi by redaksi
Oktober 11, 2021
0
Jangan Glorifikasi Kesehatan Mental Dan Menjadikannya “Kartu As” Mangkir dari Kesalahan

READ ALSO

Didepan 300 Mahasiswa, Unilever Indonesia : Tolerance is Key

Di Mommy and Me 2022 Ada Stroller Magicfold dan Bonikka !

wanitaindonesia.co – Betapa pentingnya setiap tanggal 10 Oktober karena seluruh dunia memperingati hari Kesehatan Mental Sedunia. Namun kesehatan mental jangan diglorifikasi dan dijadikan isu yang justru malah direndahkan posisinya.

Kesehatan mental mulai ramai diperbincangkan karena ini merupakan masalah yang sangat serius. Dulu, kesehatan mental tak dianggap penting, namun sejak tahun 1992, dunia mengakui pentingnya kesehatan mental.

Namun sayangnya, kadang arah pembicaraan tentang kesehatan mental bukan ke arah yang semestinya. Bukan, bukan ke arah orang-orang mulai sadar dan paham, melainkan “cringe,” diglorifikasi dan menjadi isu yang justru malah direndahkan posisinya

Lha, kok bisa? Tren kesehatan mental mulai ramai diperbincangkan di lini media sosial, mungkin, sudah ada sekitar 5 tahun terakhir, kita semua membicarakannya.

Dugaan ini berawal dari tren yang menganggap memiliki gangguan mental itu, keren. Padahal, tentunya tidak, kesehatan mental adalah persoalan serius yang harus dicari jalan keluarnya.

Sebelumnya, aku mau melakukan pengakuan dosa ketika waktu masa kuliah–mengglorifikasi gangguan mental lewat tulisan-tulisan di media sosial. Seolah-olah kita keren atau katanya sih, lit–nyatanya nol besar.

Gangguan mental selama ini digambarkan sebagai hal yang keren, ya bisa jadi karena pengaruh influencer di media sosial. Beberapa waktu lalu, ada sih penyanyi yang dianggap mengglorifikasi isu mental.

Sebenarnya, coping mechanism (cara mengatasi saat memiliki gangguan) setiap orang bisa beragam bentuknya–mungkin saja masyarakat menganggap hal tersebut justru melanggengkan isu kesehatan mental. Ya, sejatinya media sosial bukan ruang pribadi ya, ibaratnya naik kereta, pasti juga ada orang banyak, kalau mau ruang pribadi ya naik kendaraan sendiri.

Sering kali membicarakan soal kesehatan mental juga bisa menjadi perilaku toksik, banyak orang-orang yang (sok-sokan) memilikinya. Perlu ditekankan, ya, bukan mental health-nya yang toksik tapi orangnya. Apa-apa selalu dikaitkan soal itu.

“Aduh kayanya gue depresi deh, pengen bun*** aja,” padahal dia baru saja dimarahi karena kesalahannya sendiri. “Aduh, kayaknya gue anxiety deh. Soalnya jantung berdebar kenceng banget,” padahal dia baru saja minum kopi.

Perilaku self-diagnose ini memang menjengkelkan ya. Mental health memang penting, tapi bukan seenak jidat langsung ngecap begitu saja. Yang lebih ngeselin lagi adalah saat kesehatan mental digunakan sebagai tameng dari rasa bersalah.

Banyak orang yang tidak bertanggung jawab dan kemudian menyalahkan kondisi mental mereka.

“Maaf ya soal aku mukul kamu tadi, aku tadi kek posisi depresi banget.”

Bro, sis, kesehatan mental itu memang penting, tapi setidaknya juga jaga perasaan orang lain dong. Orang lain juga punya kesehatan mental sama halnya denganmu.

Ada satu quote yang secara pribadi sukai—”if you don’t heal what hurt you, you’ll bleed on people who didn’t cut you.”

Menurutku, pepatah itu ada benarnya. Sering kali kita marah kepada orang-orang yang memang tidak ada hubungannya dengan itu. Pelampiasan emosi yang tak sehat seringnya berakar dari sesuatu dalam diri kita yang terasa “salah”.

Di dunia medis, ada lho tenaga yang berfokus soal kesehatan–mereka adalah psikolog dan psikiater. Memang bukan perkara yang mudah, apalagi ngomongin soal biaya. Makanya banyak orang enggan pergi ke terapis karena alasan biaya yang melejit itu. Selain itu, masih adanya stigma yang melekat bahwa pergi ke terapis itu karena kurang iman atau bahkan dianggap gila.

Tapi coba deh, bayangin pergi ke psikiater juga untuk kebaikan dirimu sendiri. Coba sembuhkan apa yang tengah menjadi lukamu, ya, biayanya juga bakal sebanding dengan kehidupan sosialmu. Atau kalau masih ragu, bicarakan dulu dengan orang terdekat. Intinya ya sama saja, menyembuhkan. Sebisa mungkin, kenali perasaanmu.

Manusia wajar melakukan kesalahan dan tidak perlu pakai “kartu as”. Orang-orang dengan isu kesehatan mental juga masih bisa melukai orang lain. Jika dirasa ledakan emosimu atau tindakanmu sudah di luar kontrol dan perlu bantuan profesional, maka carilah.

Selanjutnya, minta maaflah dengan rendah hati. “Maaf ya, aku sudah kasar kepadamu.”. Tanpa embel-embel, tanpa alasan. (wi)

Tags: kesehatan mental

Related Posts

Didepan 300 Mahasiswa, Unilever Indonesia : Tolerance is Key
GAYA HIDUP

Didepan 300 Mahasiswa, Unilever Indonesia : Tolerance is Key

Juli 2, 2022
Di Mommy and Me 2022 Ada Stroller Magicfold dan Bonikka !
GAYA HIDUP

Di Mommy and Me 2022 Ada Stroller Magicfold dan Bonikka !

Juli 2, 2022
Mommy N Me Dibuka hari ini
GAYA HIDUP

Mommy N Me Dibuka hari ini

Juli 2, 2022
Cara Gampang Mengungkapkan Perasaan Kepada Wanita Yang Kamu Sukai
GAYA HIDUP

Cara Gampang Mengungkapkan Perasaan Kepada Wanita Yang Kamu Sukai

Juli 2, 2022
Tanda Wanita Yang Memendam Perasaan Cinta
GAYA HIDUP

Tanda Wanita Yang Memendam Perasaan Cinta

Juli 2, 2022
Hal Yang Membuat Hati Wanita Menjadi Sakit Hati
GAYA HIDUP

Hal Yang Membuat Hati Wanita Menjadi Sakit Hati

Juli 2, 2022
Next Post
Bawa Isu Fast Fashion, Launching Gerai Kopi Plant-Based Dibarengi Bazar Preloved

Bawa Isu Fast Fashion, Launching Gerai Kopi Plant-Based Dibarengi Bazar Preloved

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

POPULAR NEWS

Apakah Ada Khasiat Mandi Bersama Anak

Apakah Ada Khasiat Mandi Bersama Anak

Desember 23, 2021
Resep Makanan Dimusim Hujan Agar Badan Hangat

Tips Makanan Mencegah Penuaan Diri Diusia Tua

April 27, 2022

Why the next 10 years of hot songs will smash the last 10

Desember 19, 2015
Deretan Idol K-Pop Siap Comeback di Bulan September

Deretan Idol K-Pop Siap Comeback di Bulan September

September 7, 2021
Pilihan Aplikasi Karaoke Terbaik yang Mampu Bikin Kamu Rileks

Pilihan Aplikasi Karaoke Terbaik yang Mampu Bikin Kamu Rileks

Oktober 20, 2021

EDITOR'S PICK

Jaga Bentuk Tubuh, Perbanyak Protein

Jaga Bentuk Tubuh, Perbanyak Protein

September 20, 2021
Yuk Berlibur Di Taman Cattleya

Yuk Berlibur Di Taman Cattleya

Mei 10, 2022
Program CSR Sharp Mapan Tuai Hasil Positif di Panen Pertama

Program CSR Sharp Mapan Tuai Hasil Positif di Panen Pertama

September 29, 2021
Olahraga Yang Aman Saat Menjelang Melahirkan

Olahraga Yang Aman Saat Menjelang Melahirkan

Mei 11, 2022
Wanita Indonesia

@ 2022 WANITAINDONESIA.CO

Menu

  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • HOME
  • WARTA
  • WISATA
  • TEKNOLOGI
  • GAYA HIDUP
  • TIPS
  • PARENTING
  • WANITA HEBAT
  • RESEP
  • INDEX

@ 2022 WANITAINDONESIA.CO