wanitaindonesia.co– Seberapa besar cinta generasi muda kepada negerinya dapat dilihat dari seberapa banyak mereka mengapreasi budaya negerinya.
Hal tersebut tentu harus berlandaskan akan pemahaman terhadap budaya adiluhung bangsa diantaranya mengenal, mempelajari, menghadirkan kreativitas dan inovasi agar kemasannya kian menarik, lalu menggaungkan ke panggung global!
Melalui Showcase “Thrive in the new era with Indonesian Craft” (“Berkembang dengan Kriya di Era Baru”) yang diselenggarakan di Kampus USG Education Kota Bumi Serpong Damai, Kamis, 27/1/2022
para mahasiswa membuktikan kiprah dan talenta mereka melalui fashion, musik dan kriya dalam atmosfer Nusantara modern.
USG Education merupakan kampus pendidikan internasional yang rutin menghelat salah satu program unggulan UIC College. Pada penyelenggaraan tahun ke 4, Harta karun yang telah ada seperti seni Sulam Jelujur dari Kabupaten Pesawaran, Lampung dan Wastra Tenun suku Sasak NTB yang mendunia dipoles memikat oleh lebih dari 200 siswa UIC College.
Tunas bangsa yang berasal dari 4 kampus di Bumi Serpong Damai, Kelapa Gading, Pondok Indah dan Pantai Indah Kapuk mampu mengguncang panggung mini yang di hadiri oleh Nur Asia Uno, Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, M. Neil E Himman, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Niken Saptarini Widiyawati, Ketua Dekranasda NTB, Nanda Indira Dendi, Ketua Dekranasda Kabupaten Pesawaran, Yuke Sri Rahayu, Direktur Kuliner, Kriya, Desain dan Fesyen, serta tamu-tamu undangan yang hadir secara offline dan online.
Adhirama Gumay, Presiden Direktur PT UniSadhuGuna menitip pesan, “Sudah saatnya generasi muda Indonesia mengapresiasi ragam budaya bangsa yang sangat beragam, punya potensi mengagumkan. Caranya dengan mengenal, memahami filosofi-filosofi, memolesnya menjadi kian berkilau, memikat generasi muda Indonesia, serta mampu berbicara pada panggung global.
Upaya menglobalkan produk seni Indonesia salah satunya melalui fashion, tentu harus disertai dengan pemahaman akan tataran budaya timur yang mengedepankan aspek etika dan estetika dari inovasi yang dihadirkan. Generasi muda harus berpegang pada nilai-nilai kesopanan yang telah menjadi identitas bangsa Indonesia.
Berbicara wastra, bukan hanya tersaji sebagai selembar kain, namun sarat dengan nilai-nilai filosofi yang dimulai sebelum, pada saat dan setelah proses pembuatan. Kesemuanya berpegang kepada ritual ajaran agama dan kepercayaan tertentu.
Nah ini menjadi tantangan, bila kelak generasi muda mampu menterjemahkan seluruh aspek keberagaman tersebut melalui karya inovatif, tentu pikat pesona dari aura agung nan modern wastra Indonesia mampu memesona dunia.
Penting untuk menjadikan mereka sebagai trendsetter bukan follower, agar setiap karya yang dihasilkan layak dilabeli maha karya, pantas diapreasi masyarakat dunia dan tidak kehilangan identitas diri sebagai bangsa yang besar dan berdaulat.
Salah satu kekuatan USG Education adalah kita secara konsisten mengembangkan entrepreneurial mindset bagi para siswa kami, “kata Adhirama.

Foto : rembulan perak
Nur Asia Uno turut menyampaikan apresiasi terhadap UIC College, “Konsistensi USG Education yang senantiasa melatih para siswanya melakukan eksplorasi, serta inovasi atas keberagaman budaya Indonesia dari sisi ekonomi kreatif kami apresiasi.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif senantiasa mendukung regenerasi sumber daya manusia di bidang ekonomi kreatif seperti kriya. Kami bangga dan berpesan untuk menghadirkan kreativitas dan inovasi yang tidak meninggalkan norma-norma etika yang telah menjadi bagian dari identitas budaya adiluhung bangsa. ”

Foto : rembulan perak
Aimee Sukesna, USG Education Head of BSD Campus mengatakan, “Berharap kegiatan yang berkelanjutan ini dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan dunia kreatif di Indonesia. Tentu pendidikan di tengah perkembangan revolusi industri 4.0 harus dilengkapi dengan karakter dan ketrampilan lunak (soft skill). Karenanya USG Education senantiasa berinovasi dengan berorientasi pada metode pembelajaran modern, perluas networking global, mengutamakan kualitas pendidik dalam budaya digital tanpa melupakan warisan budaya Indonesia.(RP).