wanitaindonesia.co – Tanggal 6 April 2021 kemarin, akun The Humane Society of the United States, baru saja published sebuah video animasi, tentang seorang kelinci yang namanya Ralph. Video pendek tersebut bercerita mengenai kehidupan Ralph, sebagai kelinci percobaan. Ralph juga menceritakan bahwa “pekerjaan” sebagai kelinci percobaan ini adalah “pekerjaan” turun menurun di keluarganya. Mulai dari ayah, ibu, saudara sampai anak-anaknya pun, memiliki “pekerjaan” ini.
Baca juga: Unilever Mendukung No Animal Testing
Nah, video ini bertujuan untuk meningkatkan awareness orang-orang terhadap tindakan animal testing yang dilakukan oleh semua industri, khususnya industri kecantikan. Tiap tahunnya ada kurang lebih 115 hewan yang dipakai sebagai bahan percobaan. Biasanya hewan yang dipakai untuk testing ini adalah kelinci, tikus, monyet, anjing, dan kucing. Yang menyedihkannya, setiap hewan yang masuk ke lab, pasti nggak akan keluar dengan hidup. Setelah “bekerja” dan dianggap selesai atau percobaan yang gagal, mereka akan disuntik mati, atau mati karena tersiksa selama “bekerja”.
Baca juga: Ribuan Orang Tolak Animal Testing di Car Free Day
Kenapa sih animal testing harus di stop dan harus makin banyak gerakan mengenai hal ini?
Pertama, animal testing itu sangat nggak berperasaan. Hewan yang dijadikan bahan percobaan nggak mendpatkan tempat tinggal yang layak. Mungkin makan saja, mereka nggak dapat. Karena memang tujuan mereka ada di lab, ya hanya untuk mencoba berbagai formula dan kimia saja.
Baca juga: 4 Alasan Animal Testing Harus Ditinggalkan
Kedua. menurut Michelle Thew, Chief Executive dari Cruelty Free International, animal testing adalah metode yang nggak hanya kejam, tetapi juga kuno, mahal, dan nggak se-akurat yang diperkirakan. Faktanya, animal testing hanya bisa memprediksi human reaction sekitar 40-60%, di mana ada cara-cara lain yang bisa memprediksi lebih tepat hingga 80%.
Melihat dua poin di atas ini, ada beberapa negara yang punya hukum no animal testing, seperti Uni Eropa, Norwegia, India, Israel, Brasil, Turki, Korea Selatan dan New Zealand. Negara-negara ini nggak hanya melarang animal testing, tapi mereka juga melarang produk impor masuk ke pasar jika masih melakukan metode animal testing.
Baca juga: Negara Cina Stop Animal Testing?
Untuk beauty brand sendiri sudah banyak banget kok yang nggak melakukan animal testing, misalnya seperti AESOP, Anastasia Beverly Hills, Australis, BarryM, Colourpop, Cover Girl, Dr.Bronner’s, Gisou, Glossier, Kylie Cosmetics, LUSH dan masih banyak lagi. Untuk brand lokal sendiri, juga banyak kok yang cruelty free dan no animal testing, contohnya seperti Somethinc, Looke Cosmetics, Rollover Reaction, Wardah, Innertrue, dan Lacoco. Masih banyak lagi brand lokal yang menerapkan no animal testing ini. Gimana cara tahunya? Cukup cari logo-logo seperti di atas ini pada kemasan produk kecantikan kalian.
Kalau kalian juga mulai perduli dengan gerakan ini dan mau mulai memilah-milah produk atau brand kecantikan mana yang nggak melakukan animal testing, coba deh mampir ke FD Talk Cruelty free and Testing on animal atau Brand cruelty free lokal.
Jadi mulai sekarang, yuk mulai perhatikan produk-produk kecantikan yang kita beli. Dengan nggak mendukung brand atau perusahaan yang melakukan animal testing, perlahan-lahan mereka pasti hilang juga.