wanitaindonesia.co – Apa salahnya orang tua membantu anaknya mengerjakan PR? Bukankah orang tua justru harus membantu? Tentu. Itu memang benar. Akan tetapi, membantu anak-anak mengerjakan PR harus ada batasnya.
Michael M. Barger, Ph.D., asisten pengajar psikologi pendidikan di University of Georgia, Athena, AS, mengatakan bahwa ketika orang tua terlalu banyak turut campur dalam mengerjakan PR, anak-anak justru jadi tidak disiplin dan lebih mudah menyerah karena merasa ada orang tua yang bisa diandalkan. Tentu ini bukan hal yang Anda harapkan.
Eileen Kennedy-Moore, Ph.D., psikolog klinis sekaligus pakar parenting di Princeton, New Jersey, AS, juga mengatakan bahwa Anda tidak perlu banyak membantu anak-anak mengerjakan pekerjaan rumahnya. Sikap positif dan perasaan tertarik Anda pada apa yang dipelajari anak saja sudah cukup.
Eileen menjelaskan sejauh mana orang tua boleh membantu anak-anaknya dalam mengerjakan PR, yakni:
Ada untuk Mereka
Ada untuk mereka bukan berarti Anda siap turun tangan dari awal agar mereka bisa menjawab semua soal dengan benar dan mendapat nilai yang bagus di sekolah esok. Akan tetapi, Anda perlu ada untuk menemani mereka. Bila anak Anda bingung dan butuh bantuan Anda untuk menjelaskan sesuatu, maka biarkan mereka datang pada Anda.
Hal ini akan membantu mereka lebih bisa memutuskan sendiri kapan mereka butuh bantuan dan bantuan apa yang merea butuhkan. Di samping itu, mereka juga jadi lebih bisa bertanggung jawab atas pekerjaan rumahnya sendiri.
Bila Mereka Sering Kesulitan
“Tapi, anak saya sering kesulitan mengerjakan PR. Apa yang harus dilakukan?” Lebih baik tawarkan bantuan dari awal untuk membimbingnya. Tak ada yang lebih menyebalkan di mata anak-anak daripada kalimat, “Ini salah, coba ulangi lagi,” ketika ia telah menyelesaikan semua tugasnya. Anak-anak tidak suka terjebak pada situasi ini.
Buat Rutinitas
Ada kalanya orang tua turun tangan akibat anak-anak sering sekali menyadari bahwa mereka punya pekerjaan rumah di menit-menit terakhir menjelang waktu tidur. Ini tentu membuat suasana jadi tidak kondusif. Akhirnya, untuk mempersingkat waktu, Mama atau Papa mengambil alih pekerjaan tersebut.
Untuk menghindari ini terjadi, tugas Anda adalah membuat rutinitas yang disepakati bersama anak tentang kapan mereka perlu mengerjakan PR dan di mana lokasi mengerjakan agar mereka tidak terganggu dan lebih produktif.
Baca Arahan Bersama
Ketimbang menuntun anak sepanjang mereka mengerjakan PR, lebih baik bantu mereka membaca arahan tugas bersama. Beberapa anak cenderung melewatkan membaca instruksi tugas sehingga yang mereka lakukan pun tidak tepat. Anda bisa membantu membaca instruksi dengan suara keras atau menyebut kata-kata kunci yang mendasarinya. Setelahnya Anda bisa meminta anak-anak mengulangnya dengan kalimatnya sendiri untuk memastikan bahwa mereka telah memahami. Selebihnya, biarkan mereka bekerja sendiri.
Beberapa orang tua pada akhirnya terjebak pada aktivitas mengoreksi saat memeriksa. Ingat, Anda tidak sedang mengoreksi, melainkan hanya sedang memeriksa. Periksalah apakah semua tugas sudah diselesaikan, misalnya apakah ada soal atau halaman yang terlewati. Percayakan jawaban soal pada anak Anda. Nantinya bila ternyata jawaban anak salah, ia paham kesalahannya dan akan bisa mengerjakannya kembali.
Mungkin Anda gatal ingin memberikan bantuan. Tapi mundur dari pekerjaan rumah anak adalah tantangan bagi orang tua yang dapat menjadikan anak lebih mandiri, bertanggung jawab dan percaya diri.