wanitaindonesia.co – Ketahui dulu faktanya sebelum menggunakan air liur, ya! Banyak cara untuk menambah sensasi dan gairah selama berhubungan seks bersama pasangan, tak terkecuali memakai alat bantu seperti kondom dan pelumas.
Banyak dari kita yang menganggap bahwa memakai pelumas dirasa tidak terlalu penting, tak jarang sebagai alternatifnya memakai air liur sendiri saat sesi bercinta.
Padahal, banyak pelumas yang berbahan dasar air yang nyaman dan aman. Air liur memiliki banyak bakteri di mulut kita, lalu apakah itu aman dilakukan ketika berhubungan seks?
Jika ingin mengetahui informasi lebih detail, berikut wanitaindonesia.co sudah merangkum faktanya. Jangan sampai salah kaprah, ya!
1. Penyakit infeksi menular seksual dapat menyebar melalui air liur
Seperti dilansir dari Health, salah satu Dokter Obgyn, dr. Felice Gersh, MD mengatakan bahwa setiap penyakit infeksi menular di tenggorokan atau mulut dapat ditularkan ke alat kelamin melalui air liur.
Dengan kata lain, jika pasangan Mama memiliki herpes aktif misalnya, menggunakan air liur untuk membuat vagina menjadi licin dapat membuat terkena herpes genital.
Bahkan jika Mama tidak melihat luka di sekitar mulut pasangan, maka virus masih bisa menular. “Herpes dapat muncul dengan luka, tetapi juga dapat muncul tanpa gejala,” jelasnya.
Herpes bukan satu-satunya infeksi menular seksual yang dapat terjangkit jika membiarkan kebiasaan ini sering dilakukan lho, Ma.
Bisa juga terjangkit penyakit seksual menular lainnya seperti gonore, klamidia, HPV, sifilis, dan trikomoniasis juga dapat ditularkan ke alat kelamin melalui air liur. Perlu diketahui juga bahwa mungkin saja infeksi ini tidak memiliki gejala.
2. Pelumas air liur bisa memicu terjadinya infeksi pada vagina
Bakteri dalam air liur sangat berbeda dari bakteri di vagina. Air liur juga mengandung enzim pencernaan yang dapat memecah makanan.
Ketika memasukkan bakteri dan enzim ini ke dalam vagina, maka hasilnya dapat mengganggu mikrobioma vagina, dan membuat rentan terkena infeksi jamur atau vaginosis bakteri.
Menggunakan air liur sebagai pelumas memberikan perubahan reaksi dalam vagina yang cukup memicu salah satu infeksi tersebut.
Padahal banyak pelumas berbahan dasar air yang aman dan nyaman dilakukan. Demi kesehatan, cobalah untuk beralih ke pelumas yang direkomendasikan dan tidak berdampak buruk.
3. Tekstur air liur berbeda dengan pelumas
Jika tetap melakukan air liur, namun tetap sehat dan tidak terjangkit infeksi menular seksual dan infeksi vagina. Perlu diingat bahwa menggunakan air liur sebagai pelumas saat berhubungan seks tetap tidak disarankan, lho.
Air liur ini tidak memiliki bahan dasar licin yang lebih lama. Air liur juga akan mudah mengering lebih cepat, bahkan lebih parahnya jika vagina belum sepenuhnya orgasme, maka istri akan merasakan gesekan yang lebih kasar.
“Pelumasan diciptakan untuk tetap licin dan lebih gampang saat penis meluncur, sehingga bisa membantu mengurangi gesekan,” kata dr. Gersh.
Gesekan dapat menyebabkan luka kecil atau robekan pada vagina. Selain terasa menyakitkan bisa juga menyebabkan mikroba berbahaya masuk ke dalam tubuh.
“99,9 persen orang mungkin pernah menggunakan air liur sebagai pelumas dengan pasangannya di beberapa titik, tetapi itu bukan pilihan terbaik dan teraman,” saran dr. Gersh.
Pertimbangkan untuk selalu memakai pelumas alami atau memakai kondom saat sesi bercinta. Dikarenakan alat bantu seks dirasa sangat aman dan memang direkomendasikan untuk mencapai kepuasan seksual bersama pasangan selama berhubungan seksual. (wi)