wanitaindonesia.co – Sebuah aplikasi yang bertujuan untuk mengatasi persoalan perempuan buruh migran di Indonesia diluncurkan Rabu, 15 Maret 2017 oleh Solidaritas Perempuan, hari ini di Jakarta.
Aplikasi online ini bertajuk “Save Our Sisters” atau SOS. Dalam aplikasi SOS misalnya, para buruh
migran, keluarganya atau siapapun yang berhubungan dengan buruh migran bisa melaporkan persoalan persoalan yang menimpa buruh migran. Dari persoalan pendaftaran menjadi buruh migran, hingga penempatannya di luar negeri.
Mengapa aplikasi online pengaduan buruh migran ini menjadi penting?
Temuan Solidaritas Perempuan menyebutkan bahwa selama ini buruh migran yang bekerja di luar negeri
kekurangan akses informasi. Di luar negeri, mereka yang bekerja sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT) misalnya tidak dapat mengakses Handphone dan selalu dalam kondisi kebingungan ketika mempunyai masalah. Mereka tidak tahu harus menghubungi siapa, akses komunikasi kepada keluarga juga sulit dilakukan.
Persoalan lain yaitu banyak kasus perempuan buruh migran yang tidak dilaporkan karena kurangnya
akses. Akibatnya banyak buruh migran yang tidak mendapatkan keadilan.
“Maka platform online atau aplikasi ini sangat penting bagi buruh migran agar mereka bisa melaporkan
kasusnya, melindungi buruh migran dari kekerasan dan bahayanya perdagangan manusia atau trafficking,” ujar Puspa Dewy, Ketua Badan Eksekutif Nasional Solidaritas Perempuan.
Maka selanjutnya aplikasi ini akan menjadi jembatan komunikasi antara pemerintah dan buruh
migran.
Fitur Aplikasi Pengaduan
Dalam sejumlah fitur aplikasinya misalnya, platform SOS ini berisi:
- Tanya Jawab Soal Konsultasi dan Bantuan Hukum Buruh Migran
- Bahan Bacaan tentang buruh migran yang dapat diunduh terkait buruh migran
- Pengaduan: berisi laporan kasus-kasus yang menimpa buruh migran maupun keluarganya
- Lembaga Non Pemerintah: berisi informasi alamat dan nomer telepon lembaga yang bisa dihubungi
- Lembaga Pemerintah: berisi lembaga pemerintah yang terkait dan nama-nama lembaga terkait persoalan buruh migran
Selanjutnya, para buruh migran dan keluarganya bisa langsung mendownload aplikasi SOS dan bisa
melaporkan kasus-kasus yang dialami perempuan buruh migran dan buruh migran
pada umumnya.
“Dalam aplikasi ini misalnya, ada fitur tentang apa yang dialami buruh migran, misalnya: mendapatkan kekerasan fisik, psikis, atau ditelantarkan, atau tidak digaji. Dan jika buruh migran tidak bisa mengaksesnya, ia bisa minta tolong keluarganya atau temannya yang lain untuk meng-klik di aplikasi ini. Maka kemudian persoalan ini bisa diketahui oleh lembaga yang mengadvokasi buruh migran
seperti Solidaritas Perempuan atau pemerintah dan dapat ditangani kasusnya, sehingga tidak berlarut-larut,” ujar Puspa Dewy.