wanitaindonesia.co – Perubahan iklim memang sangat memengaruhi kehidupan kita. Di samping berdampak terhadap kesehatan, pemanasan global juga berpengaruh terhadap pariwisata. Itulah mengapa banyak tempat wisata cantik yang bisa lenyap, kalau kita tidak berbuat sesuatu. Misalnya, gletser yang meleleh, erosi laut, juga kerusakan hutan dan habitat satwa yang hidup di dalamnya.
Venezia yang diprediksi akan tenggelam mulai melakukan berbagai upaya pencegahan, misalnya membatasi jumlah turis per hari. Ini 3 destinasi lain yang juga menghadapi ancaman serupa:
Glacier National Park, Amerika Serikat
Taman nasional yang menempati lahan seluas 1 juta acre ini memiliki sekitar 130 danau yang diberi nama spesies tanaman dan hewan. Dijuluki Crown of the Continent Ecosystem, taman tersebut kini hanya punya 26 gletser. Soalnya, sebagian lagi sudah meleleh atau tergerus. Dari 26 gletser yang masih bertahan, ada Harrison Glacier, Gem Glacier, dan Sperry Glacier. Namun, diperkirakan pada 2030 gletser-gletser ini akan lenyap. Sayang sekali, ya.
Harrison Glacier merupakan salah satu gletser terbesar, yang permukaannya sudah meleleh sekitar 9%. Sementara Gem Glacier sudah kehilangan bobot sekitar 30% dan bobot Sperry Glacier berkurang lebih dari 75% dalam waktu 200 tahun. Kalaupun gletser tersebut lenyap, Anda masih bisa menikmati keindahan danau dan jeramnya.
The Great Barrier Reef, Australia
Area ini merupakan rumah terumbu karang terbesar di dunia. Di sini Anda bisa melakukan banyak kegiatan seru, seperti menyelam, snorkeling, berlayar, atau sekadar berenang. Ada 74 pulau yang bisa Anda jelajah di kawasan Kepulauan Whitsunday. Misalnya, trekking di Daintree Rainforest, hutan hujan tropis purba, atau bersantai di resort di Kota Cairns yang sudah dilengkapi dengan bandara berskala internasional, yaitu Hervey Bay, dan juga Port Douglas.
Namun, karena pemanasan global, koleksi terumbu karang di sana mulai rusak. Banyak warna terumbu karang yang memudar dan kemudian berubah warna. Kabarnya, karang di area yang terbentang sepanjang 1.500 km sudah rusak total. Untunglah kini sudah mulai ada upaya untuk melakukan pencegahan untuk melindungi terumbu karang tersebut.
Foto: smithsonianmag.com
Yamal Peninsula, Rusia
Daratan di kawasan Yamal didominasi oleh semak dan tundra (dataran tanpa pohon berkayu). Namun, di sini wisatawan bisa melakukan banyak kegiatan. Misalnya, mengikuti acara The Day of the Reindeer Herder di Desa Aksarka, naik mobil salju, dan menggembala rusa kutub. Malam harinya, Anda bisa tidur di dalam tenda. Selain itu, Anda juga bisa menemukan permafrost, area yang selama 2 tahun atau lebih suhunya di bawah 0 derajat celcius. Area inilah yang dijadikan rumah oleh rusa-rusa kutub.
Jika pemanasan global terus terjadi selama 100 tahun, tundra akan menghilang. Pepohonan dan tanah kering akan bermunculan. Jumlah rusa kutub akan berkurang karena mati kelaparan. (wi)